Bab 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan Karir yaitu suatu perangkat lebih tepatnya suatu program yang sistematis, yang merupakan perpaduan antara proses, teknik, atau layanan yang bermakna membantu individu untuk memahami atau berbuat atau dasar pemahaman diri. mengingat perubahan-perubahan yang cepat telah terjadi pada era globalisasi. Perubahan-perubahan tersebut disikapi secara seksama sehingga bisa menyebabkan benturan-benturan baik secara fisiologis maupun psikologis. Globalisasi membawa banyak tantangan-tantangan di semua aspek termasuk juga menjanjikan harapan-harapan dan kemajuan. Tantangan-tantangan ini harus biasadijawab oleh semua pihak dan elemen masyarakat termasuk para praktisi pendidikan. Berbagai upaya dilakukan untuk merespon tantangan-tantangan yang ada misalnya dengan menyediakan jurusan yang beraneka ragam yang bias dipilih siswa pada saat memasuki jenjang SMA atau SMK. Selain itu pembekalan akan orientasi dunia kerja juga menjadi program yang juga dilaksanakan oleh penyelenggara pendidikan termasuk pola konselor.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana aplikasi BK Karir dalam pemilihan program pilihan?
2. Bagaimana aplikasi pemilihan BK Karir dalam pekerjaan?
3. Apa saja tipe – tipe pola kepribadan dalam pemantapan karir?
C. Tujuan
Agar kita dapat memahami aplikasi Bk karir dalam program pilihan untuk menentukan pemilihan karir, serta mengetahui tipe – tipe pola kepribadian kitas dalam pemantapan karir.
Bab II
Pembahasan
A. APLIKASI BK KARIER DALAM PEMILIHAN PROGRAM PILIHAN
Pemberian bantuan kepada sisiwa untuk memilih suatu program melibatkan berbagai pihak misalnya: konselor, guru, orang tua siswa, dan siswa itu sendiri.pihak-pihak tersebut mempunyai fungsi dan peranan yang berbeda namun sama tujuannya yakni membantu siswa agar dapat mencapai suatu prestasi yang optimal dan cita-cita yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Semua pihak hendaknya bekerja sama dengan baik agar siswa mampu memahami dan mengidentifikasi minat, bakat, dan kemampuan, kesempatan, dan kemungkinan lain yang ada pada diri siswa. Semakin lengkap informasi yang diperoleh dari diri siswa maupun informasi yang diperlukan di luar diri siswa, maka proses bantuan yang diberikan kepada siswa semakin tepat dan efektif.
Proses bantuan yang diberikan oleh konselor dan guru kepada siswa dalam memilih program pilihan dilaksanakan melalui berbagai metode atau teknik. Sebagai suatu kegiatan profesional dan ilmiah kegiatan pemberian bantuan ini di dasari oleh teori-teori yang erat kaitannya dengan proses bimbingan dan konseling karir. Karena pada hakikatnya pemilihan program merupakan suatu proses yang mengarah terhadap pemilihan jabatan atau suatu kegiatan pengambilan keputusan yang diawali dengan kegiatan pemilihan program secara tepat.
Banyak teori-teori bimbingan dan konseling karir yang kemudian berkembang sebagai imahasiswasan kerja dalam memilih program pilihan/jurusan dan pekerjaan. Pemilihan jurusan pada saat kelas 2 SMA baik jurusan IPA, IPS dan Bahasa atau berbagai pilihan jurusan untuk siswa SMK membutuhkan kecermatan dalam memilih sehingga inilah momen yang amat penting dalam mengenal dan mengawali sejarah karirnya.
Sering terjadi para siswa mengalami masalah, konflik dan ketegangan dalam menghadapi program pilihan tersebut karena kurang jelasnya informasi yang berkaitan dengan kegiatan tersebut. Usaha pemberian bantuan agar siswa dapat mengambil keputusan dengan tepat tanpa ada saat masalah dan hambatan merupakan suatu kegiatan yang amat berharga.
Layanan yang bisa diberikan konselor kepada siswa agar bisa memilih jurusan yang sesuai misalnya dengan memberikan layanan orientasi, informasi, bimbingan kelompok, konseling individu maupun kelompok, aplikasi instrumentasi, himpunan data yang terbingkai pada komponen pelayanan dasar, pelayanan responsive, perencanaan individual dan dukungan system.
B. APLIKASI BK KARIER DALAM PEMILIHAN PEKERJAAN
Bekerja adalah melakukan aktivitas untuk mendapatkan penghasilan yang bias digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Perlu ditanamkan dalam diri masing-masing orang yang bekerja bahwa apa yang dia lakukan adalah dalam rangka ibadah, (al- Nawiy 2007). Apabila hal itu dilakukan maka dia akan berusaha bekerja dengan sungguh-sungguh dan hidupnya lebih tentram. Berikut ini disajikan pentingnya bekerja dari beberapa segi menurut surya (1990).
1. Individu
a. Memenuhi kebutuhan dalam bidang keuangan dan panggilan hidup.
b. Memenuhi kebutuhan fisik.
c. Memenuhi kebutuhan psikis, harga diri, identitas diri, penghargaan dari orang lain, kepuasan pribadi, penentuan gaya hidup, motivasi, berprestasi, peningkatan percaya diri.
d. Pergaulan dan wawasan lebih luas.
e. Merasa bagian dari kelompok (sense of belongingness).
f. Pengisi waktu dalam sebagian besar kehidupan individu.
2. Keluarga:
a. Adanya sumber pendapatan untuk memenuhi kebutuhan.
b. Kebanggaan keluarga.
c. Terlepasnya sebagian beban keluarga.
d. Penghargaan masyarakat pada keluarga.
e. Keberhasilan dambaan keluarga.
f. Peningkatan kesejahteraan keluarga.
3. Masyarakat :
a. Adanya produksi barang dan jasa.
b. Tersedianya Man power.
c. Tersedianya modal, bahan mentah, dan teknologi.
d. Memperlancar roda ekonomi.
4. Negara :
a. Sebagai aset nasional
b. Modal pembangunan bangsa
c. Dapat memperlancar kerja sama antar Negara
d. Sebagai modal untuk peningkatan kemajuan bangsa
Bekerja pada dasarnya tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri, tetapi juga bermanfaat bagi keluarga, masyarkat dan bangsa. Para pekerja dapat mendorong adanya produk barang, tersedianya Man Power, yang dapat menjadi aset nasional bagi Negara, juga memperlancar kerja sama antar Negara, dan modal peningkatan kemajuan. Selain itu perlu ditanamkan dalam diri masing-masing orang yang bekerja bahwa apa yang dia lakukan adalah dalam rangka ibadah. Apabila hal itu dilakukan maka dia akan berusaha bekerja dengan sungguh-sungguh dan hidupnya lebih tentram.
Selain itu menurut al- Nawiy (2007) ada juga beberapa hal yang perlu diperhatikan seseorang dalam bekerja antara lain:
a). Amanah dalam bekerja
b). Tidak curang
c). Tidak merampas hak orang lain
d). Tidak menipu/berdusta
e). Tidak bersumpah palsu
f). Tidak mengambil suap
g). Tidak mengeksploitasi kecantikan/ketampanan
h). Tidak bergosip
i). Tidak bersepi-sepi dengan lawan jenis dan berdmahasiswan yang berlebihan
j). Tidak memata-matai
Meskipun bimbingan dan konseling karier telah berkembang dengan pesat, bahkan dalam perkembangannya bias diterapkan pada berbagai komunitas, namun demikian sekolah masih merupakan setting yang subur bagi pelayanan BK. Bentuk pelayanan BK karier di sekolah mengarah pada upaya pemahaman diri siswa, pemahaman dan sikap positif terhadap berbagai jenis pekerjaan serta pemahaman dunia kerja, baik dari segi syarat maupun pemilihan pekerjaan yang relevan dan menganalisis pekerjaan yang telah dipilih. Pada akhirnya diharapkan siswa ataupun individu yang mendapatkan layanan BK karier akan mampu memilih jenis pekerjaan yang akan ditekuni kelak di kemudian hari.
Semua jenis layanan BK yang sesuai dan terbingkai pada komponen pelayanan dasar, pelayanan responsif, perencanaan individual, dan dukungan system bias diterapkan.
C. PEMILIHAN KERJA, HASIL KERJA, KEPUASAN KERJA dan STABILITAS KERJA
Pemilihan pekerjaan, stabilitas kerja dan hasil kerja seseorang dapat disusun yang meliputi; (1) Arah pilihannya(arti pilihannya dalam bidang tertentu atau bermacam-macam pekerjaan) dan arah perubahan berikutnya, dan (2) tingkat pilihan jabatan dan prestasi kerja yang diperoleh.
Arah Pilihan. Arah pilihan yang pertama pada seseorang dapat ditetapkan sebagaimana ia memilih salah satu dari enam rumpun jabatan yaitu dengan menyebutkan dengan mudah dan tepat tipe kepribadian realistis, intelektual, sosial, konvensional, enterprising, dan artistik. Arah pilihan yang pertama(primer) adalah merupakan suatu fungsi dari sifat-sifat (karakteristik) yang dominan dengan pola-pola kepribadiannya.
Arah pilihan jabatan yang kedua (sekunder) adalah merupakan suatu fungsi karakteristik yang kedua dari pola kepribadiannya, yaitu tipe model kesesuaian orang yang sekunder menentukan peranan yang dipilihnya dari golongan jabatan utama yang dipilihnya. Misalnya seorang calon yang memiliki keahlian dalam bidang teknik dapat menjadi seorang peneliti, pengawas, seorang pengajar/guru, atau seorang konsultan dalam bidang teknik mesin. Preferensinya(pilihannya) terdapat pada arah yang sejunder. Arah pilihan yang sekunder menggambarkan suatu spesifikasi –pemilihan yang terbatas atau pemilihan yang memusat ; hal ini adalah sama dengan proses menyalurkan , yang oleh Hahn dan Mac Lean dianggap sebagaai penglaman jabatan. Studi arah pilihan kedua dan perkembangan berikutnya telah dibuat untuk bermacam kelompok jabatan; Ahli teknik, ahli psikologi dan dokter.
Stabilitas(kemantapan) dan fluktuasi (ketidakmantapan) pemilihan jabatan ditandai oleh sifat yang dominan dan konsistensi dari pola kepribadian. Pemilihan tipe realistil dan intelektual pada pria cenderung menjadi stabil, mungkin disebabkan karena sifat yang tidak sosial dan tidak peka dari tipe realistis, tidak sosial dan mandiri pada tipe intelektual. Kemantapan (konsistensi) pola kepribadian yang mempunyai hubungan yang positif dengan stabilitas pemilihan jabatan. Orang – orang yang mantap kepribadiannya cenderung tidak begitu sering mengubah arah pilihannya. Kekuatan yang menekan lingkungan tertentu akan mendesak arah pilihan orang adalah merupakan suatu fungsi dari tipe yang menguasai, yang ditunjukkan dalam pola kepribadian. Jenis – jenis tipe intelektual :
1. Tipe Realistis, lebih mudah dipengaruhi oleh hal – hal yang pragmatis kurang peka terhadap pengaruh sosial, wanita, dan pengaruh intelektual.
2. Tipe Intelektual, lebih peka dengan pengaruh abstrak, teoritis, dan pengaruh analitis dan kurang peka dengan pengaruh materialistis dan sosial.
3. Tipe sosial, lebih peka terhadap pengaruh agama/kepercayaan, sosial dan kemanuasiaan dan kurang peka terhadap.
4. Tipe konvensional, lebih peka terhadap pengaruh materialistis dan sosial, dan kurang peka terhadap pengaruh intelektual dan idealistis.
5. Tipe Enterprising, lebih peka terhadap pengaruh sosial, emosional, antusias dan materialistis dan kurang peka terhadap pengaruh intelektual, kemanusiaan dan idealistis.
6. Tipe Artistik lebih peka terhadap pengaruh pribadi, emosional dan imaginatif, kurang peka terhadap pengaruh sosial, materialistis dan realistis.
Prestasi jabatan, untuk menentukan arah pemilihan jabatan, pola kepribadian juga menentukan tingkat aspirasi dan prestasi jabatan. Suatu pola kepribadian yang sesuai dapat berfungsi secara efektif. Orang yang tidak hanya memiliki pola yang sesuai tetapi juga memiliki kesamaan atau mirip dengan tipe sosial atau tipe enterprising mungkin memiliki aspirasi yang tinggi, dapat dicapai lebih cepat dan akan lebih sering berpindah – pindah jabatan.
Riwayat Pekerjaan ( pola karir ), dari pernyataan sebelumnya dapat diberikan penafsiran tentang sifat – sifat riwayat pekerjaan. Tipe realistis dan intelektual serta orang dengan kode yang sesuai akan menjadi stabil jabatannya dimana mereka tidak sering mengubah pekerjaannya, dari pada orang yang memiliki kemiripan dengan keempat tipe yang lain.
Kepuasan Kerja, kepuasan kerja berhubungan dengan kode yang sesuai daripada kode yang tidak sesuai. Pengharapan orang dengan kode yang tidak sesuai menyatakan ketidakpuasan lebih sering, sebab rasa ketidakpuasannya terlalu tajam dan pertentangan diri serta disebabkan karena mereka tampak memiliki pertentangan motif.
Prestasi Akademis
Hal – hal lainnya seperti status sosial-ekonomi dan intelegensi yang sama, aspirasi pendidikan yang tinggi, yang secara positif berhubungan dengan tipe model intelektual, sosial, artistik, konvensional, enterprising dan realistis. Prestasi pendidikan dan kepuasan dengan pelatihan dan kependidikan akan berhubungan dengan tipe – tipe yang diperkirakan sama.
Performansi Kreatif
Dalam suatu bidang tertentu seseorang akan bekerja secara kreatif akan ditentukan oleh ciri – ciri pola kepribadian yang dihuninya. Bagaimanapun ciri – ciri kepribadian yang dikuasai seseorang, peringkat profilnya yang tertinggi pada tipe artistik dan intelektual lebih memungkinkan ia akan mengerjakan secara kreatif.
Stabilitas dan Perkembangan Pribadi
Karena jenis – jenis tipe berbeda dalam sejarah perkembangnnya dan kedewasaan kepribadiannya, maka seseorang mengalami perbedaan dalam penyimpangan perilaku. Tipe realistis diperkirakan kurang tepat untuk mengembangkan atau memperkuat problem penyesuaian, sedangkan tipe artistik lebih memungkinkan.
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Bimbingan karier membantu siswa menentukan pilihan pekerjaan dan menyusun rencana pekerjaan. Siswa sekolah menengah atas, terutama mereka yang dikelas tertinggi diharapkan sudah menguasai ketrampilan yang bekaitan dengan keputusan dan perencanaan kerja ini. Salah satu hal penting dalam pengambilan keputusan kerja ini dalah pemahaman diri siswa memahami dan menerima dirinya , kekutan dan kelemahan, seperti adanya. Pemahaman diri itu, hasil belajar melalui pengalaman-penglaman orang, sejak kecil. Hasil belajar ini ada dua, orang mengenal dan memahami diri dan sebaliknya. Di dalam bimbingan, pengumpulan data dan keterangan diri untuk pemahaman diri ini, dilaksanaka melalui inventarisasi pribadi dengan berbagai teknik dan cara yang secara garis besar digolongkan atas teknik-teknik testing dan non testing. Untuk penyelenggaraan bimbingan karir disekolah, alat ukur yang lazim dipergunakan adalah tes-tes untuk mengukur kecerdasan, kemampuan(bakat) dan minat. Jenis tes yang banyak yang dipergunakan dalam bimbingan adalah tes kemampuan. Tes ini dimaksudkan untuk keperluan prediksi dan berguna untuk membantu siswa yang risau mengenai bagaimana kemungkunan keberhasilan studinya kelak.
B. Saran
Setalah mengetahui materi diatas, mengenai BK karir dalam memilih program pilihan, para pembaca diharapkan dapat memahami dan mengaplikasikan dalam menentukan pemilihan karir dengan tepat. Menurut kelompok kami, ada beberapa tips dalam menentukan pilihan karir yaitu :
1. Memahami diri, meliputi : minat, bakat dan kemampuan yang dimiliki
2. Mampu menentukan arah pilihan
3. Bertanggung jawab atas pilihan yang telah di ambil
Daftar pustaka
Sukardi, Dewa Ketut. 2004. Psikologi Pemilihan Karir. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Munandir.1996. Program Bimbingan dan Kari di sekolah. Jakarta : depdikbud.
Setiawati, Denok. 2012. Hand Out Bimbingan dan Konseling Karir. Surabaya : -
0 komentar:
Posting Komentar