About me

Foto Saya
Gayumii bLog
Semoga blog ini bermanfaat
Lihat profil lengkapku
Feeds RSS
Feeds RSS

Rabu, 23 Mei 2012

Riview Teori Freud

TEORI PSIKOANALISA KLASIK FREUD

            Untuk pembahasan kedua dalam makalah ini yang diambil dari buku TEORI-TEORI PSIKODINAMIK (KLINIS)  yaitu tentang Teori Psikoanalisa yang dikembangkan oleh Sigmun Freud. Sigmun Freud lahir di Moravia, 6 Mei 1856 dan wafat di London 23 September 1939. Hampir selama 80 tahun ia tinggal di Wina dan memutuskan ingin menjadi seorang ilmuwan. Ia memasuki sekolah kedokteran di Universitas Wina tahun 1873 dan ia tamat 8 tahun kemudian. Untuk meningkatkan ketrampilan-ketrampilan teknisnya, Freud belajar selama 1 tahun pada psikiater Perancis yang terkenal, Jean Charcot, yang menggunakan hypnosis untuk menyembuhkan hysteria. Freud dikelilingi oleh sekelompok murid yang berasal dari berbagai bangsa, diantaranya adalah Ernest Jones dari Inggris, Carl Jung dari Zurich, A.A. Brill dari New York, Sandor Ferenczi dri Budapest, Karl Abraham dari Berlin, Alfred Adler dari Wina. Jung dan Adler kemudian menarik diri dari kelompok tersebut karena mempunyai pandangan yang berbeda tentang teori-teori yang dikemukakan Freud.

  • Struktur Kepribadian
            Kepribadian terdiri dari 3 sistem pokok, yakni : id,ego dan superego. Masing-masing bagian kepribadian ini mempunyai fungsi, sifat,komponen, prinsip kerja, dinamisme serta mekanismenya sendiri, namun mereka berinteraksi begitu erat satu sama lain sehingga sulit untuk dipisahkan. Sistem yang pertama yaitu Id. Id merupakan sistem kepribadian yang asli, id merupakan rahim tempat ego dan superego berkembang. Id berisikan sesuatu yang secara psikologis diwariskan dan telah ada sejak lahir, termasuk insting-insting. Prinsip reduksi tegangan yang merupakan cirri kerja Id disebut Prinsip Kenikmatan (Pleasure Principle). Untuk melaksanakan tugas menghindari rasa sakit dan mendapatkan kenikmatan, Id memiliki dua proses. Pada proses tersebut yaitu tindakan reflex dan proses primer. Tindakan-tindakan reflex adalah reaksi-reaksi otomatik dan bawaan seperti bersin dan berkedip, tindakan-tindakan reflek itu biasanya segera mereduksikan tegangan. Proses primer menyangkut suatu reaksi psikologis yang sedikit lebih rumit. Pengalaman halusinatorik dimana objek-objek yang diinginkan ini hadir dalam bentuk gambaran ingatan disebut pemenuhan hasrat (wish-fulfilment). Contoh proses primer yang paling baik pada orang normal ialah mimpi dimalam hari yang diyakini oleh Freud selalu mengungkapkan pemenuhan atau usaha pemenuhan suatu hasrat. Sistem yang kedua yaitu ego Ego timbul karena kebutuhan-kebutuhan organisme memerlukan transaksi-transaksi yang sesuai dengan dunia kenyataan objektif. Perbedaan pokok antara id dan ego ialah bahwa id hanya mengenal kenyataan subjektif-jiwa, sedangkan ego membedakan antara hal-hal yang terdapat dalam batin dan hal-hal yang terdapat dalam dunia luar. Ego disebut eksekutif kepribadian, karena ego mengontrol pintu-pintu kearah tindakan, memilih segi-segi lingkungan kemana ia akan memberi respon, dan memutuskan insting-insting manakah yang akan dipuaskan dan bagaimana caranya. Ego tidak terpisah dari id dan tidak pernah bebas sama sekali dari id. Sistem yang ketiga yaitu superego. Superego adalah wewenang moral dari kepribadian, ia mencerminkan yang ideal dan bukan yang real dan memperjuangkan kesempurnaan dan bukan kenikmatan. Perhatiannya yang utama adalah memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah dengan demikian ia dapat bertindak sesuai dengan norma-norma moral yang diakui aleh waki-wakil masyarakat. Fungsi-fungsi pokok superego adalah  (1) merintangi impuls-impuls id, terutama impuls-impuls seksual yang agresif (2) mendorong ego untuk mendorong tujuan-tujuan realistis dengan tujuan moralistis; (3) mengajar kesempurnaan. Jadi, superego cenderung untuk menentang baik id maupun ego, dan membuat dunia menurut gambarannya sendiri. Akan tetapi superego sama sepert id bersifat tidak rasional dan sama seperti ego yang melakukan control atas insting-insting. Tidak seperti ego, superego tidak hanya menunda pemuasan insting, akan tetapi superego tetap berusaha untuk merintanginya. Kepribadian biasanya berfungsi sebagai tiga bagian yang terpisah. Secara sangat umum id bisa dipandang sebagai komponen biologis kepribadian, sedangkan ego sebagai komponen psikologis dan superego sebagai komponen sosialnya.

  • Dinamika Kepribadian
Insting
            Insting didefinisikan sebagai perwujudan psikologis dari suatu sumber rangsangan somatic dalam yang dibawa sejak lahir. Perwujudan psikologisnya disebut hasrat sedangkan rangsangan jasmaniahnya dari mana hasrat itu muncul disebut kebutuhan. Dengan kata lain, insting menjalankan control selektif terhadap tingkah laku dengan meningkatkan kepekaan orang terhadap jenis-jenis stimulasi tertentu. Insting adalah suatu berkas atau butir energy psikis atau seperti dikatakan Freud,“Suatu ukuran tuntutan pada jiwa untuk bekerja”(1950, hlm. 168). Tujuan insting pada dasarnya bersifat regresif karena ia mengembalikan orang pada keadaan semula,yakni keadaan yang ada sebelum timbulnya insting.
Insting juga disebut konservatif karena tujuannya adalah mempertahankan keseimbangan organisme dengan menghilangkan perangsangan-perangsangan yang mengganggu. Jadi,kita dapat menggambarkan insting sebagai proses yang berulang-ulang yang muncul sebagai sebuah siklus peristiwa-peristiwa dimulai dengan perangsangan dan diakhiri dengan keadaan tenang. Freud menyebut aspek ini kompulsi repetisi  (repetition compulsion). Insting dapat di golongkan dalam dua kelompok besar, yakni insting-insting hidup dan insting-insting mati.Bentuk energy yang di pakai oleh insting-insting hidup untuk menjalankan tugasnya di sebut libido..Insting-insting mati, atau, sebagaimana kadang-kadang oleh Freud di sebut insting-insting merusak (destruktif), melaksanakan tugasnya secara lebih sembunyi-sembunyi dibandingkan dengan insting-insting hidup.

  • KECEMASAN
Kecemasan adalah suatu keadaan tegangan, ia merupakan suatu dorongan seperti lapar dan seks, hanya saja ia tidak timbul dari kondisi-kondisi jaringan di dalam tubuh melainkan aslinya di timbulkan oleh sebab-sebab dari luar. Freud membedakan tiga macam kecemasan, yakni kecemasan realitas,kecemasan neurotic,dan keemasan moral  atau perasaan-perasaan bersalah (1926b).
·         kecemasan realitas atau rasa takut akan bahaya-bahaya nyata di dunia luar ; kedua tipe kecemasan lain berasal dari kecemasan realitas ini.
·         Kecemasan neurotic  adalah rasa takut jangan-jangan insting-insting akan lepas dari kendali dan menyebabkan sang pribadi berbuat sesuatu yang bisa membuatnya di hukum. Kecemasan neurotic mempunyai dasar dalam kenyataan,sebab dunia sebagaimana sebagaimana diwakili oleh orang tua  dan berbagai autoritas akan menghukum anak bila ia melakukan tindakan-tindakan implusif.
·         Kecemasan moral adalah rasa takut terhadap suara hati. Orang-orang yang superegonya berkembang dengan baik cenderung jika mereka melakukan atau bahkan berfikir untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan norma moral dengan mana mereka dibesarkan.
Fungsi kecemasan adalah memperingatkan sang pribadi akan adanya bahaya, ia merupakan isyarat bagi ego bahwa kalau tidak dilakukan tindakan-tindakan  tepat, maka bahaya itu akan meningkat sampai ego di kalahkan. Apabila timbul kecemasan maka ia akan memotivasikan sang pribadi untuk melakukan sesuatu. Sang pribadi bisa lari dari daerah yang mengancam,menghalangi implus yang membahayakannya atau menuruti suara hati.Kecemasan yang tidak bisa di tanggulangi dengan tindkan-tindakan yang efektif di sebut traumatic. Ia akan menjadikan sang pribadi dalam keadaan tak berdaya,serba kekanak-kanakan. Apabila ego tidak dapat menaggulangi kecemasan dengan cara-cara rasional, maka ia akan kembali dengan cara-cara yang tidak realistic disebut mekanisme-mekanisme pertahanan ego.

  • PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
 Kepribadian berkembang sebagai respon terhadap empat sumber tegangan pokok, yakni : (1) proses-proses pertumbuhan fisiologis, (2) frustasi-frustasi, (3) konflik-konflik,dan (4) ancaman-ancaman. Sebagai akibat langsung dari meningkatnya tegangan yang ditimbulkan oleh sumber-sumber ini, sang pribadi terpaksa mempelajari cara-cara baru mereduksikan tegangan. Proses belajar inilah yang dimaksudkan dengan perkembangan kepribadian. Identifikasi dan pemindahan (displacement) adalah dua cara yang di gunakan individu untuk belajar mengatasi frustasi-frustasi, konflik-konflik, dan kecemasan-kecemasan.
·         Identifikasi. Dapat didefinisikan sebagai metode yang digunakan orang untuk mengambil alih cirri-ciri orang lain dan menjadikannya bagian yang tak terpisahkan dari kepribadiannya sendiri.
·         Pemindahan.Suatu pemindahan yang menghasilkan prestasi kebudayaan yang lebih tinggi disebut sublimasi. Sublimasi tidak mendapatkan kepuasan yang sempurna, seperti halnya bentuk pemindahan yang lain, jadi selalu terdapat sisa tegangan. Tegangan ini bisa muncul dalam bentuk sikap nervous atau kegelisahan. Arah yang ditempuh pemindahan ditentukan oleh dua factor. Faktor-faktor ini adalah (1) kemiripan objek pengganti dengan objek aslinya, dan  (2) sanksi-sanksi dan larangan-larangan yang diterapkan masyarakat

  • MEKANISME-MEKANISME PERTAHANAN EGO
            Mekanisme pertahanan yang pokok adalah represi,proyeksi,pembentukan reaksi,fiksasi dan regresi.
·         Represi : Terjadi apabila pemilihan objek yang menimbulkan isyarat yang tak wajar dipaksa keluar dari kesadaran oleh antikateksis.
·         Proyeksi : Mekanisme yang digunakan untuk mengubah kecemasan neurotic atau kecemasan moral menjadi ketakutan yang objektif.
·         Pembentukan Reaksi : Tindakan defensive ini berupa menggantikan suatu impuls atau perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan lawan atau kebalikannya dalam kesadaran.
·         Fiksasi dan Regresi : Suatu tipe pertahanan yang berhubungan erat dengan fiksasi.

Selain mekanisme pertahanan ego, terdapat juga Tahap-Tahap Perkembangan diantaranya yaitu tahap oral, tahap anal,tahap phalik dan tahap genital.

Riview Teori Adler,Fromm,Horney, dan Sullivan

TEORI PSIKOLOGI SOSIAL
ADLER, FROMM, HORNEY, DAN SULLIVAN
                        Diantara orang-orang yang melengkapi teori psikoanalisis dengan pandangan psikologi social abad XX terdapat empat orang yang ide-idenya dikemukakan dalam bab ini, yakni Alfred Adler, Karen Horney, Erich Fromm, dan Harry Stack Sullivan. Di antara keempat orang ini, Alfred Adler mungkin di anggap bapak “pandangan psikologi social yang baru” karena sudah sejak tahun 1911 ia berpisah dengan Freud karena persoalan mengenai seksualitas, dan mulai mengembangkan teori dimana minat social dan perjuangan kearah superioritas menjadi dua pilar konseptualnya yang paling penting.

ALFRED ADLER

            Alfred Adler lahir di Wina pada tahun 1870 dari keluarga kelas menengah dan meninggal di Abedeen, Skotlandia pada tahun 1937 pada waktu ia mengadakan perjalanan keliling untuk memberikan ceramah. Ia meraih gelar dokter pada tahun 1895 dari Universitas Wina. Pada tahun 1935 Adler menetap di Amerika Serikat dimana ia meneruskan praktikya ia menjadi psikiater dan menjadi professor dalam psikologi medis di Long Island College of Medicine. Dalam teorinya, Adler berpendapat bahwa manusia pertama-tama dimotivasikan oleh dorongan-dorongan social. Menurut Adler, manusia pada dasarnya adalah makhluk social. Berbeda dengan pandangan pokok Freud bahwa tingkah laku manusia didorong oleh insting-insting yang dibawa sejak lahir. Sumbangan penting kedua dari Adler bagi teori kepribadian adalah konsepnya mengenai diri yang kreatif dan yang ketiga yaitu psikologi Adler berbeda dengan psikoanalisis klasik yang tekanannya pada keunikan kepribadian. Adler berpendapat bahwa setiap orang merupakan konfigurasi unik dari motif-motif, sifat-sifat, minat-minat dan nilai-nilai setiap perbuatan yang dilakukan orang membawa corak khas gaya hidupnya sendiri. Teori kepribadian Adler sangat ekonomis, artinya sedikit konsep dasar menopang seluruh struktur teoritisnya. Segi pandangan Adler dapat dengan cepat disajikan secara ringkas dalam sejumlah kecil rubrik, yakni (1) finalisme fiktif, (2) perjuangan kearah superioritas, (3) perasaan inferioritas dan kompensasi (4) minat social (5) gaya hidup (6) diri kreatif.
Finalisme Fiktif
            Setelah Adler memisahkan diri dari Freud, ia dipengarui oleh filsafat Hans Vaihinger. Vaihinger mengemukakan bahwa manusia hidup dengan banyak cita-cita yang semata-mata bersifat fiktif, yang tidak ada padanannya dalam kenyataan. Gambarab-gambaran fiktif ini misalnya, “semua manusia diciptakan sama”, kejujuran adalah politik yang paling baik”. Bagi Adler, tujuan fiktif merupakan penyebab subjektif peristiwa-peristiwa psikologis.
Perjuangan ke Arah Superioritas
            Adler menyatakan bahwa perjuangan ini bersifat bawaan yang merupakan bagian dari hidup. Dari lahir sampai mati perjuangan kearah superioritas itu membawa sang pribadi dari satu tahap perkembangan ke tahap-tahap perkembangan berikutnya yang lebih tinggi. Ia merupakan prinsip dinamik prepoten.
Perasaan Inferioritas dan Kompensasi
            Adler mengemukakan bahwa yang menentukan letak gangguan tertentu adalah inferioritas dasar pada bagian itu, suatu inferioritas yang timbul karena hereditas maupun karena suatu kelainan dalam perkembangan. Selanjutnya ia mengamati bahwa orang yang mempunyai organ yang cacat seringkali berusaha mengkompensasikan kelemahan itu dengan jalan memperkuatnya melalui latihan intensif. Seperti contoh, Theodore Roosevelt yang lemah pada masa mudanya tetapi berkat latihan yang sistematik akhirnya menjadi orang yang berfisik tegap. Manusia didorong oleh kebutuhan untuk mengatasi inferioritasnya dan ditarik oleh hasrat untuk menjadi superior. Bagi Adler, tujuan hidup adalah kesempurnaan, bukan kenikmatan.
Minat Kemasyarakatan (Sosial)
            Minat social merupakan kompensasi sejati yang tak dapat dan yang tak dapat dielakkan bagi semua kelemahan alamiah manusia individual. Adler yakin bahwa minat social bersifat bawaan; bahwa manusia adalah makhluk social menurut kodratnya, bukan karena kebiasaan belaka.


Gaya Hidup
            Gaya hidup adalah prinsip system dengan mana kepribadian individual berfungsi serta keseluruhanlah yang memerintah bagian-bagiannya. Gaya hidup merupakan prinsip-prinsip idiografik Adler yang utama yang menjelaskan keunikan seseorang. Adler menyatakan bahwa gaya hidup sebagian besar ditentukan oleh inferioritas-inferioritas khusus, entah khayalan atau nyata yang dimiliki orang. Gaya hidup merupakan kompensasi dari suatu inferioritas khusus.
Diri Kreatif
            Diri kreatif merupakan jembatan antara stimulus-stimulus yang menerpa seseorang dan respon-respon yang diberikan orang yang bersangkutan terhadap stimulus-stimulus itu. Diri kreatif adalah prinsip aktif kehidupan manusia, dan tidak berbeda dengan konsep jiwa. Diri kretif memberikan arti pada kehidupan yang menciptakan tujuan atau sarana untuk mencapainya.

ERICH FROMM

            Erich Fromm lahir di Frankfurt, Jerman, pada tahun1900 dan belajar psikologi dan sosiologi di Universitas Heidelberg, Frankfurt dan Munich. Setelah meraih gelar Ph.D dari Heidelberg tahun1922, ia belajar psikoanalisis di Munich dan pada Institut Psikoanalisis Berlin yan terkenal. Fromm sangat dipengarui ileh tulisan-tulisan Karl Marx. Tema dasar dari semua tulisan Fromm adalah orang yang merasa kesepian dan merasa terisolasi karena ia dipisahkan dari alam dan orang-orang lain. Fromm menyebutkan dan menjelaskan lima tipe karakter social yang ditemukan dalam masyarakat, yakni reseptif, eksploitatif, penimbunan, pemasaran dan produktif. Tipe-tipe ini melukiskan cara-cara yang berbeda dengan mana individu-individu dapat berhubungan dengan dunia dan dengan satu sama lain. Hanya tipe yang terakhir (produktif) dianggapnya sebagai sesuatu yang sehat dan merupakan perwujudan dari apa yang disebut Marx “free conscious activity”.




KAREN HORNEY

            Karen Horney lahir di Hamburg, Jerman pada tanggal 16 September, 1885 dan meninggal di New York City pada tanggal 4 Desember, 1952. Ia mendapat pendidikan kedokteran di Universitas Berlin, dan bekerja di Institut Psikoanalisis Berlin dari tahun1918 sampai tahu 1932. Horney sangan berkeberatan dengan konsep Freud tentang iri karena penis (penis envy) sebagai factor yang menentukan dalam psikologi wanita. Horney berpendapat bahwa psikologi wanita didasarkan pada kekurangpercayaan diri serta penekanan yang terlalu berlebihan pada hubungan cinta, dan tidak ada sangkut pautnya dengan anatomi organ-organ seksnya. Konsep utama Horney adalah kecemasan dasar. Umumnya, segala sesuatu yang mengganggu keamanan anak dalam hubungan dengan orang tuanya menimbulkan kecemasan dasar. Horney menyajikan suatu daftar yang terdiri dari 10 kebutuhan yang diperoleh sebagai akibat dari usaha menemukan pemecahan-pemecahan terhadap masalah hubungan-hubungan manusia yang terganggu, 10 kebutuhan itu yakni :
1.      Kebutuhan neurotic akan kasih saying dan penerimaan
2.      Kebutuhan neurotic akan mitra yang bersedia mengurus kehidupan seseorang
3.      Kebutuhan neurotic untuk membatasi kehidupan dalam batas-batas yang sempit
4.      Kebutuhan neurotik akan kekuasaan
5.      Kebutuhan neurotic untuk mengeksploitasi orang lain
6.      Kebutuhan neurotic akan prestise
7.      Kebutuhan neurotic akan keaguman pribadi
8.      Ambisi neurotic akan prestasi pribadi
9.      Kebutuhan neurotic untuk berdiri sendiri dan indenpendensi
10.  Keburuhan neurotic akan kesempurnaan dan ketaktercelaan
Dalam sebuah tulisan yang kemudian, Horney mengklasifikasikan kesepuluh kebutuhan ini dalam tiga kelompok :
1.      Bergerak menuju orang lain (moving toward people), misalnya kebutuhan akan cinta.
2.      Bergerak menjauhi orang lain (moving away from people), misalnya kebutuhan akan independensi
3.      Bertgerak melawan orang lain (moving against people), misalnya kebutuhan untuk berkuasa.

HARRY STACK SULLIVAN

            Harry Stack Sullivan lahir disuatu daerah pertanian dekat Norwich, Nem York, pada yanggal 21 Februari 1892, dan meninggal pada tanggal 14 Januari 1949 di Paris, Perancis dalam perjalanan pulang dari pertemuan badan eksekutif World Federation for Mental Health di Amsterdam. Ia meraih gelar dokternya dari Chicago College of Medicine and Surgery pada tahun 1917. Harry Stuck Sullivan adalah pencipta segi pandangan baru yang terkenal dengan nama interpersonal theory of psychiatry. Ajaran pokok dari teori ini dalam hubungannya dengan teori kepribadian ialah bahwa kepribadian adalah “pola yang relative menetap dari situasi-situasi antar pribadi yang berulang yang menjadi ciri kehidupan manusia”. Kepribadian merupakan suatu entitas hipotetis yang tidak dapat dipisahkan dari situasi-situasi antar pribadi, dan tingkah laku antar pribadi merupakan satu-satunya segi yang dapat diamati sebagai kepribadian.
Struktur Kepribadian
            Sullivan mengakui bahwa kepribadian hanya berstatus hipotetis, namun ia menegaskan bahwa kepribadian merupakan pusat dinamik dari berbagai proses yang terjadi dalam serangkaian medan antar pribadi. Proses-proses yan terpenting adalah dinamisme, personifikasi, dan proses kognitif.
·         Dinamisme : merupakan unit terkecil yang dapat dipakai untuk meneliti individu. Dinamisme dapat didefinisikan sebagai pola transformasi energy yang relative menetap, yang secara berulang member cirri kepada organism selama keberadaannya sebagai organism hidup.
·         Personifikasi : suatu gambaran yan dimiliki individu tentang dirinya sendiri atau orang lain yang mencakup perasaan, sikap, dan konsepsi kompleks yang timbul karena mengalami kepuasan kebutuhan atau kecemasan.
·         Proses Kognitif : Sullivan mengklasifikasikan pengalaman ke dalam tiga golongan. Pengalaman terjadi dalam tiga cara yakni prototaksik, parataksik, dan sintaksik.
Meskipun dinamisme, personifikasi, dan proses kognitif bukan merupakan unsu-unsur pokok kepribadian, namun ketiga-tiganya merupakan ciri structural yang sangat khas dalam system Sullivan.
Dinamika Kepribadian
      Dinamika kepribadian yang dikembangkan oleh Sullivan terdiri dari Tegangan dan Transformasi energy. Tegangan-tegangan dapat dianggap sebagai kebutuhan untuk menstransformasikan energy khusus yang akan menghilangkan tegangan, seringkali disertai dengan perubahan keadaan jiwa, yakni perubahan kesadaran yang dapat kita sebut dengan kepuasan. Energi ditransformasikan dengan melakukan suatu pekerjaan. Pekerjaan bisa berupa kegiatan-kegiatanyang melibatkan otot-otot badan atau berupa kegiatan-kegiatan mental, seperti persepsi, ingatan dan berfikir.
Perkembangan Kepribadian
      Sullivan mengemukakan suatu pandangan yang lebih bersifat psikologi social tantang perkembangan kepribadian , suatu pandangan dimana pengaruh-pengaruhyang unik dari hubungan-hubungan manusia yang diberi peranan yang semestinya.
Tahap-tahap Perkembangan
      Sullivan menguraikan enam tahap perkembangan kepribadian sebelum tahap perkembangan yang terakhir dicapai. Keenam tahap tersebut adalah (1) masa bayi, (2) masa kanak-kanak, (3) masa juvenile (pueral) (4) masa pra adolesen, (5) masa adolesen awal, (6) masa adolesen akhir.

Riview Teori JUNG

TEORI ANALITIK JUNG
            Pembahasan yang keempat yaitu tentang Teori Analitik yang dikembangkan oleh Jung. Carl Jung adalah psikiater muda di Zurich ketika ia membaca Interpretation of dream karya Freud. Jung sangat terkesan ole hide-ide Freud.Pada tahun 1906 mulailah hubungan surat menyurat antar keduanya. Akan tetapi hubungan pribadi antara Freud dan Jung tidak bertahan lama dan akhirnya mereka mengakhiri hubungan surat menyurat serta masalah mengenai pekerjaan juga berakhir. Perpecahan hubunngan yang sebelumnya akrab  itu adalah kompleks dan sangat principal, meliputi berbagai ketidakcocokan dalam hal kepribadian maupun pandangan intelektual.
STRUKTUR KEPRIBADIAN
            Keseluruhan kepribadian atau psikhe, sebagaimana disebut oleh Jung, terdiri dari sejumlah system yang berbeda namun saling berinteraksi. Sistem-sistem itu antara lain :
·         Ego
Ego adalah jiwa sadar yang terdiri dari persepsi-persepsi, ingatan-ingatan, pikiran-pikiran, dan perasaan-perasaan sadar.
·         Ketidaksadaran Pribadi
Ketidaksadaran pribadi adalah daerah yang berdekatan dengan ego yang terdiri dari pengalaman-pengalaman yang pernah sadar tetapi kemudian direpresikan, disupresikan, dilupakan atau diabaikan serta pengalaman-pengalaman yang terlalu lemah untuk menciptakan kesan sadar pada sang pribadi.
·         Kompleks-Kompleks
Kompleks adalah yang terorganisasi atau konstelasi perasaan-perasaan, pikiran-pikiran, persepsi-persepsi, dan ingatan-ingatan yang terdapat dalam ketidaksadaran prbadi.
·         Ketidaksadaran Kolektif
Ketidaksadaran kolektif adalah sisa psikik perkembangan evolusi manusia, sisa yang menumpuk sebagai akibat dari pengalaman-pengalaman yang berulang selama banyak generasi.

·         Arkhetipe-Arkhetipe
Arkhetipe adalah suatu bentuk pikiran (ide) universal yang mengandung unsure emosi yang besar. Bentuk pikiran ini menciptakan gambaran-gambaran atau visi-visi dalam kehidupan sadar normal berkaitan dengan aspek tertentu dari situasi.
·         Persona
Persona adalah topeng yang dipakai sang pribadi sebagai respon terhadap tuntutan-tuntutan kebiasaan dan tradisi masyarakat, serta terhadap kebutuha-kebutuhan arketipal sendiri.
·         Anima dan Animus
Jung mengaitkan sisi feminin kepribadian pria dan sisi maskulin kepribadian wanita dengan arkhetipe-arkhetipe. Arkhetipe feminine pada pria disebut anima, arkhetipe maskulin pada wanita disebut animus.
·         Bayang-bayang
Arkhetipe baying-bayang terdiri dari insting-insting binatang yang diwarisi oleh manusia dalam evolusinya dari bentuk-bentuk kehidupan yang lebih rendah. Arkhetipe baying-bayang juga mengakibatkan munculnya pikiran-pikiran,perasaan-perasaan, dan tindakan-tindakan yang tidak menyenangkan dan patut dicela oleh masyarakat dalam kesadaran dan tingkah laku.
·         Diri (Self)
Diri adalah titik pusat kepribadian, dimana semua system lain terkonstelasikan. Ia mempersatukan system-sistem ini memberikan kepribadian dengan kesatuan, keseimbangan dan kestabilan pada kepribadian.
·         Sikap
Jung membedakan dua sikap atau orientasi utama kepribadian, yakni sikap ekstraversi dan sikap introversi. Sikap ekstraversi mengarahkan sang pribadi kedunia luar,dunia objektif. Sedangkan sikap introversi megarahkan orang kedunia dalam, dunia subjektif.
·         Fungsi
Ada empat fungsi psikologis fundamental antara lain yaitu :
a)      Pikiran : Suatu kerangka berpikir yang melibatkan ide-ide dan intelek. Dengan berpikir manusia berusaha memahami hakikat dunia dan dirinya sendiri.
b)      Perasaan : Fungsi evaluasi, ia adalah nilai benda-benda, entah bersifat positif atau negative, bagi subjek.
c)      Pendriaan : Fungsi perceptual atau fungsi kenyataan. Ia menghasilkan fakta-fakta konkret atau bentk-bentuk represetasi dunia.
d)     Intuisi : persepsi melalui proses-proses tak sadar dan isi dibawahambang kesadaran.
DINAMIKA KEPRIBADIAN
            Dinamika kepribadian yang dikembangkan oleh Jung antara lain :
a)      Energi psikis.
Energi yang menjalankan fungsi kepribadian disebut energy psikis. Energi psikis merupakan suatu konstruk hipotesis, bukan suatu subtansi atau gejala konkret.
b)      Prinsip Ekuivalensi dan Prinsip Entropi.
Jung mendasarkan pandangannya tentang psikodinamika pada dua prinsip fundamental, yakni prinsip ekuivalensi dan prinsip entropi. Prinsip ekuvalensi menyatakan bahwa jika energy dikeluarkan untuk menghasilkan suatu kondisi tertentu, maka jumlahnya yang dikeluarkan itu akan muncul disalah stau tempat lain dalam system.
c)      Perkembangan Kepribadian
Segi yang menonjol dari teori Jung tentang kepribadian adalah penekanannya pada sifat mengarah kedepan dari perkembangan kepribadian . Jung yakin bahwa manusia tetap berkembang atau berusaha berkembang dari tahap perkembangan
yang kurang sempurna ketahap perkembangan yang lebih sempurna.
d)     Kausalitas versus Teleologi
Jung mengakui bahwa kausalitas dan teleology merupakan cara berfikir sewenang-wenang yang digunakan para ilmuwan untuk menyusun dan memahami gejala-gejala alamiah. Kausalitas da teleology tidak terdapat dialam. Jung menjelaskan, sikap kausal mungkin menimbulkan kepasrahan dan keputusasaan pada manusia, karena dari segi pandangan kausalitas mereka adalah korban masa lampaunya. Sebaliknya, sikap finalistis memberikan suatu perasaan pengharapan dan sesuatu untuk diperjuangkan dalam hidup.

e)      Sinkronisitas
Pada akhir hidunya, Jung mengemukakan suatu prinsip yang bukan kausalitas dan juga bukan teleology. Ia menyebutnya prinsip sinkronitas. Prinsip itu diterapkan pada peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat yang sama, tetapi peristiwa yang satu tidak disebabkan oleh yang lain. Prinsip sinkronitas akan memperbaiki pandangan bahwa pikiran menyebabkan materialisasi atau terjadinya hal yang dipikirkan.
f)       Hereditas
Hereditas diberi suatu peranan penting dalam psikologi Jung. Pertama-tama hereditas berkenaan dengan insting-insting biologis yang menjalankan fungsi pemeliharaan diri dan reproduksi. Insting-insting itu merupakan sisi binatang pada kodrat manusia.
g)      Tahap-tahap Perkembangan
Sebelum usia lima tahun, nilai-nilai seksual mulai tampak dan mencapai puncaknya selama masa adolesen. Dalam masa muda seseorang dan awal-awal tahun dewasa, insting-insting kehidupan dasar dalam proses-proses vital meninhgkat. Inilah periode kehidupan dimana orang belajar bekerja, kawin dan mempunyai anak-anak dan menjadi mapan dalam kehidupan masyarakat. Ketika mencapai usia akhir 30-an atau awal 40-an terjadi perubahan nilai yang radikal. Orang yang berusia setengah baya menjadi lebih introvert dan kurang impulsif. Nilai-nilai individu disublimasikan dalam lambang-lambang social, agama, kenegarawanan dan filosofis. Orang menjadi lebih spiritual.
h)      Progesi dan Regresi
Perkembangan dapat mengikuti gerak maju, progesif, atau gerak mundur, regresif.
Progesi oleh Jung dimaksudkan bahwa ego sadar menyesuaikan diri secara memuaskan baik terhadap tuntunan-tntunan lingkungan luar maupun terhadap kebutuhan-kebutuhan ketidaksadaran. Sedangkan regresi adalah antithesis dari progesi.


i)        Proses Individuasi
Proses untuk memiliki kepribadian yang sehat dan terintegrasi, setiap system harus dibiarkan mencapai tingkat diferensisasi, perkembangan dan pengungkapan yang paling penuh.
j)        Fungsi Transenden
Fungsi ini memiliki kapasitas untuk mempersatukan semua kecenderungan yang saling berlawanan dalam beberapa system dan bekerja menuju tujuan yang ideal yakni kebulatan sempurna. Tujuan dari fungsi ini adalah pengungkapan pribadi yang esensial dan realisasi kepribadian dalam semua aspeknya.
k)      Sublimasi dan Represi
Sublimasi dan represi memiliki karakter yang persis berlawanan. Sublimasi bersifat progesif, represi bersifat regresif. Sublimasi menyebabkan psikhe bergerak maju, sedangkan represi bergerak mundur. Sublimasi menghasilkan rasionalitas, sedangkan represi menghasilakan irasionalitas. Sublimasi bersifat integrative sedangkan represi bersifat disintegrative.
l)        Perlambangan
Lambang dalam psikologi Jungian mempunyai dua fungsi utama. Pertama lambang merupakan usaha untuk memuaskan impuls instingtif yang terhambat. Kedua, lambang merupakan perwujudan bahan arkhetipe. Lambang mempunyai dua aspek, yaitu aspek retrospektif yang dibimbing oleh insting-insting dan yang kedua yaitu aspek prospektif yang dibimbing oleh tujuan-tujuan akhir umat manusia.

Riview Teori Erikson

TEORI PSIKOANALITIK KONTEMPORER

            Tokoh utama dalam bab tentang teori psikoanalitik kontrmporer ini adalah Erik H. Erikson. Ia lahir di Frankfurt, Jerman, tanggal 15 Juni 1902. Orang tuanya berkebangsaan Denmark, keluarga ibunya adalah Yahudi. Erikson tidak pernak mengenal ayahnya yang sebenarnya karena orangtuanya berpisah sebelum ia lahir. Sumbangan-sumbangan sangat penting yang diberikan oleh Erikson meliputi dua topic utama : (1) teori psikososial tentang perkembangan darimana muncul suatu konsepsi yang luas tentang ego, (2) penelitian-penelitian psikosejarah yang menerangkan psikososialnya dengan contoh individu-individu termasyur.
Teori Psikososial tentang Perkembangan
            Perkembangan berlangsung melalui tahap-tahap yang seluruhnya ada delapan tahap menurut jadwal yang dikemukakan Erikson. Empat tahap yang pertama terjadi pada masa bayi dan masa kanak-kanak, tahap kelima pada masa adolesen, dan ketiga tahap yang terakhir pada tahun-tahun dewasa dan usia tua.
I.                   Kepercayaan Dasar versus Kecurigaan Dasar
Kepercayaan dasar yang paling awal terbentuk selama tahap sensorik-oral dan ditunjukkan oleh bayi lewat kapasitasnya untuk tidur dengan tenang, menyantap makanan dengan nyaman, dan membuang kotoran dengan santai. Situasi-stuasi yang menyenangkan dan orang-orang yang bertanggung jawab menimbulkan kenyamanan ini menjadi akrab dan dikenal oleh bayi. Perbandingan yang tepat antara kepercayaan dasar dan kecurigaan dasar mengakibatkan tumbuhnya pengharapan. Pengharapan merupakan kebajikan paling awal dan paling esensial yang melekat pada hidup.

II.                Otonomi versus Perasaan Malu dan Keragu-raguan
Pada tahap kedua kehidupan anak mempelajari apakah yang diharapkan dari dirinya, apakah kewajiban dn haknya disertai apakah pembatasan yang dikenakan pada dirinya. Untuk mengendalikan sifat kemauan anak, orang-orang dewasa akan memanfaatkan kecenderungan universal pada manusia untuk merasa malu, namun mereka akan mendorong anak untuk mengembangka perasaan otonomi dan akhirnya mandiri.

III.             Inisiatif versus Kesalahan
Tahap psikososial ketiga ialah tahap inisiatif, suatu masa untuk memperluas penguasaan an tanggung jawab. Selama tahap ini anak menampilkan diri lebih maju dan lebih seimbang secar fisik maupun kejiwaan. Bahaya dari tahap ini adalah perasaa bersalah yang dapat menhantui anak karena terlampau bergairah memikirkan tujuan-tujuan, termasuk fantasi-fantasi genital, menggunakan cara-cara agresif serta manipulative untuk mencapai tujuan-tujuan ini.

IV.             Kerajinan versus Inferioritas
Pada tahap keempat dalam proses epigenetic ini, anak harus mengontrol imajinasinya yang sangat kaya dan mulai menempuh pendidikan formal. Ia mengembangkan suatu sikap rajin dan mempelajari ganjaran dari ketekunan dan kerajinan. Bahaya dari tahap ini ialah anak bisa mengembangkan perasaa rendah diri apabila ia tidak berhasil menguasai tugas-tugas yang dipilihnya atau yang diberikan oleh guru-guru dan orang tuanya.

V.                Identitas versus Kekacauan Identitas
Selama masa adolesen, individu mulai merasakan suatu perasaan tentang identitasnya sendiri, perasaan bahwa ia adalah manusia unik, namun siap untuk memasuki suatu peranan yang berarti di tengah masyarakat entah peranan menyesuaikan diri atau bersifat memperbaharui. Daya penggerak batin dalam rangka pembentukan identitas ialah ego dalam aspek-aspeknya yang sadar maupun tak sadar. Peralihan yang sulit dari masa kanak-kanak kemasa dewasa di satu pihak dan perubahan social dilain pihak, maka selama masa pembentukan identitas seorang remaja, mungkin merasakan penderitaan paling dalam dibandingkan pada masa-masa lain akibat kekacauan peranan-peranan atau kekacauan identitas.

VI.             Keintiman versus Isolasi
Dalam tahap ini, orang-orang dewasa awal siap dan ingin menyatukan identitasnya dengan orang lain. Mereka mendambakan hubungan-hubungan yang intim-akrab, dan persaudaraan, serta mengembangkan daya-daya yang dibutuhkan untuk memenuhi komitmen-komitmen ini meskipun mereka mungkin harus berkorban. Bahaya pada tahap keintiman ini adalah isolasi, yakni kecenderungan menghindari hubungan karena orang tidak mau melibatkan diri dalam keintiman. Perasaan isolasi yang bersifat sementara memang perlu membuat pilihan-pilihan, tetapi tentu juga dapat menimbulkan masalah-masalah kepribadian berat.

VII.          Generativitas versus Stagnasi
Ciri tahap generativitas adalah perhatian terhadap apa yan dihasilkan-keturunan, produk-produk, ide-ide, dan sebagainya, serta pembentukan dan penetapan garis-garis pedoman untuk generasi mendatang. Apabila generativitas lemah atau tidak diungkapkan maka kepribadian akan mundur dan mengalami pemiskinan serta stagnasi.


VIII.       Integritas versus Keputusasaan
Tahap terakhr dalam proses epigenetis perkembangan disebut integritas. Integritas paling tepat dilukiskan sebagai suatu keadaan yang dicapai seseorang setelah memelihara benda-benda dan orang-orang, produk-produk dan ide-ide dan berhasil menyesuaikan diri dengan keberhasilan dan kegagalan dalam hidup. Lawan integritas adalah keputusasaan tertentu menghadapi perubahan-perubahan siklus kehidupan individu terhadap kondisi social dan historis, belum lagi kefanaan hidup di hadapan kematian. Ini dapat memperburuk perasaan bahwa kehidupan ini tak berarti, bahwa ajal sudah dekat, ketakutan bahkan keinginan untuk mati.