About me

Foto Saya
Gayumii bLog
Semoga blog ini bermanfaat
Lihat profil lengkapku
Feeds RSS
Feeds RSS

Selasa, 03 April 2012

resume teori konseling

TUGAS RESUME BUKU
“PSIKOLOGI KONSELING DAN TEKNIK KONSELING”

Oleh :
NAMA           : GATIS SRI HARSANTIK
NIM               : 101014054
KELAS            : BK-B 2010


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING
2011

KATA PENGANTAR
Puji  syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam. Berkat rahmat,  taufiq serta hidaya-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas RESUME BUKU yang  berjudul “PSIKOLOGI KONSELING DAN TEKNIK KONSELING” dengan tepat waktu.
Selesainya tugas  ini, tidak luput dari bantuan, dukungan dan do’a dari rekan-rekan kerja dan orang terdekat penulis. Oleh sebab itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Bapak Eko Darminto dan ibu Denok selaku dosen pembimbing menambah
2.      Narasumber dan buku referensi yang telah menunjang kesuksesan resume ini.
Semoga dengan terselesainya  tugas ini dapat pengetahuan dan menjadi acuan dalam belajar siswa maupun dalam melakukan percobaan dan penulisan makalah dan penulisan tugas untuk yang lebih baik lagi.
 Penulis menyadari bahwa dalam tugas ini masih terdapat banyak kesalahan. Karena penulis memang masih tahap belajar, keterbatasan pengetahuan penulis dan memang kami sebagai insan insan manusia biasa tempat lupa dan salah. Oleh sebab itu, kami meminta kesediaan dari para pembaca untuk memberikan kritik dan sarannya kepada penulis, demi perbaikan tugas penulis selanjutnya.




Surabaya, 30 November 2011

               
                Penulis





DAFTAR ISI
Kata Pengantar…….…………………………………………………………        i          
Daftar isi………………………………………………………………………        ii
BAB I Pendahuluan …………………………………………………………        1
Perkenalan Psikologi Konseling …….………………………………….         1         
BAB II Psikologi Konseling ……….…………………………………………       3
  1. Pengertian Psikologi Konseling .......................………………………       3
  2. Batasan Psikologi Konseling ...............................................................        3         
C.    Tujuan Psikologi Konseling ..................................................................      4
BAB III Pendekatan Psikologi Konseling ……………………………………      6
  1. Pendekatan Kognitif ………………………………………………….       6
  2. Pendekatan Afektif ……………………………………………………      6
  3. Pendekatan Behavioral ..........................................................................     7
BAB IV Hakekat Psikologi Konseling ..............................................................     9
A.    Hakekat Manusia .....................................................................................    9
B.     Hakekat Konseling ..................................................................................     9
BAB V Proses dan Tahap Psikologi Konseling ..................................................   10
A.    Langkah –langkah Psikologi Konseling ..................................................   10
B.     Tahap Psikologi Konseling .......................................................................   10
BAB VI  Wawancara Dalam Psikologi Konseling .............................................   11
A.    Prinsip Umum Wawancara Konseling ...................................................   11
B.     Masalah-masalah yang Perlu Dibahas Selama Wawancara ................    11
C.    Persyaratan Menjadi Konselor ...............................................................    12
BAB VII Teknik Dasar Psikologi Konseling Dalam Wawancara ....................   14
A.    Memulai Konseling ...................................................................................   14
B.     Penerimaan dan Pengertian ....................................................................    14
C.    Mengulangi Pernyataan ...........................................................................   15
D.    Memantulkan Perasaan ..........................................................................    15
E.     Klarifikasi ..................................................................................................   15
F.     Pembatasan ..............................................................................................    16
G.    Pengarahan ..............................................................................................    16
H.    Berdiam ....................................................................................................    16
I.       Penguatan .................................................................................................    17
J.      Penolakan .................................................................................................    17
K.    Saran/Nasehat .........................................................................................     17
L.     Kesimpulan .............................................................................................      17
M.   Pengakiran ..............................................................................................     18
BAB VIII Ketrampilan- Ketrampilan Dalam Konseling ..................................   19
A.    Persiapan Dalam Konseling ......................................................................  19
B.     Ketrampilan Dalam Konseling ...............................................................    20
C.    Ketrampilan Mengembangkan Hubungan Dalam Konseling ...............  20
D.    Pengakhiran ...............................................................................................  22

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. 23


BAB I
PENDAHULUAN

Psikologi ilimu yang mempelajari tentang kehidupan manusia, konseling suatu bantuan untuk memberikan jalan keluar bagi manusia yang mempunyai masalah.
Perkenalan dengan psikologi konseling
Istilah Bimbingan Konseling berasal dari kata “Guidance and Counseling” Guidance berasal dari kata guid(bimbingan). Sehingga bimbingan adalah memberikan informasi dengan cara menyajikan pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengambil suatu keputusan atau nasihat untuk mengarahkan, menuntun ke suatu tujuan. Counseling adalah wawancara untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkan dan diinginkan dari yang diwawancarai (klien).
Akhirnya dapat diartikan bahwa konseling merupakan suatu teknik khusus untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi individu. Maka Psikologi Konseling dikenal sebagai suatu proses yang terus menerus, sehingga dapat dikatakan bersifat membantu. Proses terus menerus disini bukan berarti bahwa klien akan datang terus menerus, maksudnya bahwa konseling menunjukan adanya perubahan yang berangsur-angsur pada waktu tertentu.
Dalam memberikan bantuan Konselor bukan hanya sekedar menyelesaikan masalah tetapi lebih bersifat memberikan jalan keluar. Sehingga klien akan merasakan bahwa ia telah mengalami perubahan yang menjadikan kelegaan hatinya.
Bidang-bidang Psikoligi Konseling :
·         Bidang Pendidikan
·         Bidang Klinik
·         Bidang Sosial
·         Bidang Industri
·         Publik Service psikologi
·         Bidang Komuniti
·         Penanganan Konseling
Dalam membantu seseorang yang bermasalah perlu mengetahui faktor yang menyebabkan ia bermasalah :
-          Faktor-faktor yang muncul dalam diri individu itu sendiri yaitu keadaan jasmaninya dan psikologisnya.
-          Faktor-faktor yang muncul dari luar diri individu yaitu faktor non sosial seperti hal yang tidak masuk akal, faktor sosial yaitu masalah yang sesuai dengan kondisi zaman.

Oleh karena itu masalah yang ada dimasyarakat dikelompokkan sebagai berikut :
·         Masalah keluarga
·         Masalah masyarakat : teman bergaul, media masa, posisi di masyarakat
Demikian faktor yang mempengaruhi kehidupan individu, yang mana setiap individu akan memerlukan orang lain untuk dapat menyelesaikan masalah. Maka dengan adanya psikologi Konseling akan membantu memberikan bantuan pada individu yang bermasalah.










II
PSIKOLOGI KONSELING


A.     Pengertian psikologi konseling

Karena psikologi merupakan ilmu pengetahuan tentang kehidupan psikis(jiwa) manusia, dan bersamaan dengan itu untuk dapat menyampaikan ilmu pengetahuan tersebut di butuhkan bentuk konseling, yaitu suatu proses wawancara antara seseorang yang bermasalah (klien) dengan seorang ahli dibidangnya (psikologis).
Begitu juga konseling dapat dipergunakan secara luas, yaitu dari pelayanan untuk orang sampai kepada pelayanan untuk perorangan sampai kepada pelayanan untuk kelompok, hinga bidang-bidang sosial dan industri dan komuniti psikologi. Sehingga psikologi konseling bukan Cuma memberikan nasehat, melainkan memberikan informasi tentang diri individu itu sendiri.
Salah satu ahli psikologi yang banyak berperan yaitu GESTADT (1957) mencirikan psikologi konseling dalam 3 kategori :
1.      Peserta : pada umumnya berjumlah minimal dua orang (satu konselor satu konseli), ada juga yang berkelompok,
2.      Tujuan : untuk dapat menyesuaikan diri ke arah yang lebih baik dan meningkat.
3.      Hasil belajar : ketrampilan sosial di tingkatkan.

B.      Batsan Psikologi Konseling
Para ahli mengemukakan berbagai rumusan batasan konseling yang berbeda-beda, tetapi intinya sama dan saling melengkapi,
Burks dan stefflre : “ Konseling merupakan suatu hubungan yang profesional antara seorang konselor terlatih dan klien. Hubungan ini biyasanya orang per orang. Meskipun seringkali melibatkan lebih dari dua orang. Hubungan tersebut dirancang untuk membantu para klien memahami dan memperjelas pandangan hidupnya, dan belajar mencapai tujuan yang ditentukan sendiri melalui pilihan-pilihan yang bermakna dan penyelesaian masalah-masalah emosional atau pribadi. “
Gustadt (1953) Konseling merupakan  : “ Suatu proses yang mempunyai orientasi belajar, dilakukan dalam lingkungan sosial dari seseorang pada orang lain (konselor pada klien), dengan memberikan bantuan secara profesional (mempunyai pengetahuan pada bidangnya), serta membantu klien dengan metode yang disesuaikan kebutuhan masalah yang di hadapi klien agar klien dapat memahami dan menggunakan pengertiannya atas tujuan yang ditetapkan bersama dalam proses konseling secara wajar dan di hayati, akhirnya klien dapat menjadi anggota masyarakat yang lebih produktif dan bahagia.”
APA (asosiasi Psikologi Amerika) bidang konseling : “ yaitu suatu proses untuk membantu individu mengatasi hambata-hambatan perkembangan pribadinya dan untuk mencapai perkembangan kemampuan pribadi yang dimiliki secara optimal.”
Dapat ditarik kesimpulan, psikologi konseling :
1.      Interaksi antara dua orang, yaitu satu klien dan satu konselor
2.      Klien datang biyasanya mengalami atau mempunyai masalah
3.      Klien datang untuk menyelesaikan masalah yang di hadapi
4.      Konselor adalah seorang profesional dalam bidang psikologi konseling
5.      Tujuan konseling membantu dan menolong klien untuk dapat mengerti dan menerima keadaanya
6.      Dalam konseling menitik beratkan masalah yang jelas terang dan nyata serta dalam kesadaran diri

C.       Tujuan psikologi konseling

1.      Berfungsi Kuartif : membantu memecahkan masalah yang dihadapi klien dalam proses perkembangannya atau dalam mengatasi masalahnya.
2.      Berfungsi Preventif : tidak hanya mengatasi masalah tapi juga menjaga jangan sampai masalahnya mengganggu dirinya dan orang lain

Untuk jelasnya ada 5 tujuan :
-          Memasilitasi perubahan tingkah laku klien
-          Meningkatkan kemampuan klien untuk mencapai memelihara hubungan
-          Mengembangkan keefektifan dan kemampuan klien untuk memecahkan masalah
-          Meningkatkan proses pembuatan keputusan
-          Memfasilitasi perkembangan potensi klien


















BAB III
PENDEKATAN-PENDEKATAN PSIKOLOGI KONSELING

A.     Pendekatan kognitif
Dalam pendekatan ini, konselor berusaha menekan pada proses berfikir rasional klien, terutama kesulitan psikologis dan emosionalnya. Pendekatan ini memberikan keyakinan bahwa klien dalam berfikirnya mempengaruhi perasaan dan tindakannya. Sebagai konselor menggunakan pendekatan kognitif harus berperan aktif dan detektif, yaitu mengajak klien untuk berfikir irasional dan membantu klien meninggalkan pandangan-pandangan yang tidak rasional.
        I.            Rational Emotif
Menekankan pada kebersamaan dan interaksi antara berfikir dan akal sehat, perasaan, tindakan. Dengan berfikir yang rasional maka individu dapat menjalankan aktifitas yang lain dan tidak hanya memikirkan masalah lagi.
      II.            Analisis Transaksional
Menekankan pada pola interaksi antara individu yang satu dengan yang lainnya, baik verbal maupun non verbal.
    III.            Trait and Factor
Pendekatannya banyak bergerak pada bidang bimbingan jabatan, yaitu membantu individu memilih suatu bidang pekerjaan yang sesuai dengan potensi individu itu sendiri.

B.      Pendekatan Afektif
Dalam pandangannya, pendekatan ini melehat bahwa individu bermasalah karena selalu membawa perasaannya sehingga selalu bermain dengan perasaannnya, dan individu tersebut hanyut dalam perasaannya. Oleh karena itu pendekatan afektif menggunakan pendekatan konseling dengan memusatkan perhatiannya pada perasaan klien. Yang masuk dalam pendekatan afektif :
        i.            Konseling Gestald
Menekan pada penghayatan diri dan menyadari masalah yang terjadi karena diciptakannya sendiiri. Pendekatan ini diasumsi bahwa individu mempunyai potensi untuk menentukan dirinya sendiri, oleh karena itu klien di minta untuk bertanggung jawab terhadap yang dilakukannya.
      ii.            Eksistensial
Menekankan pada situasi kehidupan manusia di alam semesta meliputi ; kemampuan kesadaran diri, bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Pendekatan ini berusaha membuka pikiran dan perasaan individu, bagaimana menghayati dan meresapi hidup di dunia ini, kemudian individu sadar atas kemanpuannya dalam mengatur, menentukan arah hidupnya sendiri secara bebas dan bertanggung jawab.
    iii.            Individual (Adleria)
 Menekan pada kebutuhan individu untuk menempatkan diri dalam kelompok sosialnya. Kemudian individu berusaha untuk menghilangkan ketidak seimbangan dalam diri sendiri melalui berbagai cara di antaranya mencari kompensasi terhadap rasa rendah diri itu.

C.      Pendekatan Behavoiral
Pendekatan ini memandang bahwa masalah yang dihadapi individu karena salah membuat keputusan untuk melakukan suatu tindakan. Maka pendekatan ini menekankan pada teknik atau prosedur memfasilitasi perubahan perilaku dalam diri klien. Pendekatan konseling ini termasuk juga Konseling Behavioristik dan Konseling Realitas.
§  Behavioristik
Menekan bahwa hubungan antar pribadi tidak dapat diteliti secara ilmiah, sedangkan perubahan yang nyata dalam perilaku klien menungkinkan dilakukan penelitian ilmiah. Yaitu selama proses konseling berlangsung konselor akan tefokus pada perilaku yang terjadi perubahan yang nyata dan dapat disaksikan dengan jelas.
§  Reality
Menekankan pada perilaku yang sesuai realitas yang dihadapi individu. Yaitu dengan cara mengajarkan klien untuk dapat menentukan kebutuhanya dengan mengeksplorasikemampuan dalam diri.
§  Multimodal
Menekan pendekatan berbagai unsur(multi) dari pendekatan yang ada.



























IV
HAKEKAT PSIKOLOGI KONSELING

A.     Hakekat Manusia
Manusia sebagai makluk yang diciptakan dengan sempurna. Akal dan pikiran yang dikendalikan oleh hatinya, karena hati ini yang akan mengontrol pribadi dan kehidupannya, dengan hati dapat mempertimbangkan apa yang dirasa baik dan apa yang di rasa tidak baik. Oleh karena itu bagi akan timbul berbagai macam masalah.
Ada manusia yang mengalami kesuliatan menyesuaikan diri akibat ketegangan, dan berusaha untuk mempertahankan diri. Dalam mengadakan penyesuaian yang baik maka seseorang tidak mengadakan defence mechanism (mempertahankan diri). Bila manusia mengalami kesulitan, mereka bisa saja menggunakan konseling untuk membantu menyelesaikan masalahnya.
B.      Hakekat Konseling
Karena konseling merupakan suatu proses membantu permasalahan yang di alami dan di rasakan manusia, ada beberapa hakekat dari konseling :
1.      Psikologi konseling merupakan suatu proses pengalaman individu dengan penekanan pada pikiran sehingga hubungan klien dan konselor sangat irasional.
2.      Psikologi konseling merupakan hubungan yang bersifat pribadi antara konselor dan klien
3.      Psikologi konseling berusaha untuk membantu klien dalam mengembangkan dirinya sesuai dengan nilai-nilai pribadidan nilai-nilai disekitarnya.
4.      Psikologi konseling merupakan konsep membantu menghadapi berbagai masalah untuk menemukan jati diri klien dan menyadarkan potensi diri klien.
5.      Dengan dasar bahwa manusia pada dasarnya adalah baik, maka dengan proses pdikologi konseling berusaha untuk mengembalikan klien pada potensi dasarnya


V
PROSES DAN TAHAP PSIKOLOGI KONSELING

A.     Langkah-langkah Psikologi Konseling :
-          Menyatakan kepedulian atau keperihatinan dan membentuk kebutuhan akan bantuan.
-          Membentuk hubungan, membangun suatu hubungan yang bercirikan kepercayaan, keyakinan atas keterbukaan,kejujuran dalam proses konseling.
-          Menentukan tujuan dan mengekplorasi pilihan apabila belum ada kejelasan maksud dan tujuan konseling maka konselor harus mengambil tindakan mengeksplor masalah agar proses konseli dapat berjalan.
-          Menangani masalah, dalam langkah ini konselor diharapkan dapat mengarahkan klien pada masalah yang sebenarnya menjadi prioritas.
-          Menumbuhkan kesadaran, dalam menumbuhkan kesadaran mengarahkan klien mencapai apa yang di sebut insight(mengerti) apa yang dialami dan apa yang harus dikerjakan dalam menyelesaikan masalah.
-          Merencanakan cara bertindak, mengajak klien merencanakan atau melaksanakan hasil yang di perolehnya insight tersebut.
-          Menilai dan mengakiri konseling, apabila tujuan konseling telah terpenuhi dan hasil dari konseling sudah di dapat.
B.      Tahapan Psikologi Konseling
-          Tahapan awal : dilaksanakan dengan tujuan untuk menciptakan hubungan baik dengan klien agar klien dapat terlibat langsung dalam proses konseling.
-          Tahapan inti : tujuannya untuk membantu klien memahami gambaran dirinya, tahapan ini terdiri dari eksplorasi kondisi klien, identifikasi masalah dan penyebabnya, identifikasi alternatif pemecahan, pengujian dan penetapan alternatif pemecahan, evaluasi alternatif pemecahan,implementasi alternatif pemecahan.
-          Tahap akhir : dilaksanakan dengan maksud untuk mengadakan penilaian terhadap keefektifan proses bantuan konseling dan penentuan kegiatan tindak lanjutnya. Oleh karena itu di tahap akhir ada tahap analisis, sintesis, diagnosis, prognosis, treatment, tindak lanjut,
VI
WAWANCARA DALAM PSIKOLOGI KONSELING

A.     Prinsip Umum Wawancara Konseling
-          Menciptakan dan memelihara hubungan yang harmonis dengan bahasa yang baik antara konselor dan klien
-          Memberikan kesempatan pada klien untuk mengungkapakan masalahnya dengan bebas
-          Menghindari bantahan dan menyalahkan klien saat klien mengungkap bantahan yaitu konselor harus bersifat obyektif
-          Mendengarkan dengan penuh perhatian, dan tidak menguasai pembicaraan
-          Membantu klien untuk mengerti akan kebutuhan emosinya
-          Membicarakan sesuai sesuai dengan apa yang ada pada konteks permasalahan klien
-          Menyadarkan klien akan perbedaan nilai-nilai atau tekanan perasaan yang di ekspresikan individu
-          Memberikan pertanyaan kepada klien pada waktu dan masalah yang tepat

B.      Masalah-masalah yang Perlu dibahas Selama Wawancara
Hendaknya dalam wawancara memperhatikan hal-hal berikut ;
1.      Kondisi perjalanan klien dan klien sendriri
2.      Alasan kedatangan dan mengadakan konseling
3.      Kegitan-kegiatan rutin klien dan kebiasaan-kebiasaan yang diminati klien
4.      Kondisi keluarga klien
5.      Pengalaman yang di alami pada sebelum dan setelah mengalami masalah
6.      Penilaian tentang dirinya dan penilaian tentang kondisi lingkungan yang berhubungan dengan masalah yang dialami
Dari nomer satu sampai enam penggunaanya disesuaikan dengan kondisi dan situasi klien. Oleh karena itu dalam wawancara memberikan penerangan apa yang perlu di bicarakan. Dan lama bicara juga perlu di perhatikan dengan kondisi klien, apabila ia mengalami kelelahan karena beban masalah yang menumpuk, maka wawancara dilanjutkan dengan mengalihkan pada topik yang netral dan menciptakan kesegaran dan ketenangan kembali.
C.      Persyaratan Menjadi Konselor
Persyaratan yang berhubungan dengan fisik :
-          Cerdas
-          Segar, diharap konselor tampil dengan segar dan prima
-          Perhatian, mempunyai perhatian terhadap orang lain dan lingkungan sekitar
-          Mengerti orang lain, mau mengerti dan memahami orang lain
-          Memiliki rasa humor
-          Toleransi yang baik, dapat menahan pendirian yang bertentangan dengan dirinya
-          Kesanggupan bergaul, dapat bergaul dengan siapa saja
-          Dapat bekerjasama dengan orang lain
-          Dapat menerima rangsangan dari luar
Berhubungan dengan karakter pribadinya :
-          Dapat dipercaya yaitu orang yang dapat memegang amanah yang dipercayakan kepadanya
-          Berkata benar,jujur, dan selalu menepati janji
-          Penuh inisiatif, kreatif dan teliti yaitu tidak menunda-nunda pekerjaan tanpa intruksi
-          Konsisten dalam bertindak, yaitu melakukan perbuatan dan menyampaikan serta mendengarkan dengan sabar, dengan teta tanpa berubah-ubah, menjadikan orang lain percaya kepada kita dengan penuh.
Berhubungan Pengetahuan yang dimilika :
-          Pengetahuan tentang kepribadian, seperti aspek-aspek kepribadian, serta perkembangan anak-anak sampai dewasa
-          Pengetahuan lingkungan sosial, mengetahui keadaan dan perkembangan sosial disekitarnya
-          Teknik mengenal individu, dengan menggunakan suatu alat atau tehknik
-          Pengetahuan tentang konseling
-          Ahli dalam organisai, harus mengetahui kode etik dalam konseling dan struktur organisai
-          Banyak latihan, untuk memperlancar bagaimana cara mengarahkan dan menentukan pertanyaan wawancara.

















BAB VII
TEKNIK DASAR PSIKOLOGI KONSELING DALAM WAWANCARA
A.     Memulai Konseling
Maksud dari memulai konseling ini adalah bagaimana konseling itu dimulai atau juga dapat disebut sebagai opening (pembukaan). Untuk melakukan opening atau membuka konseling perlu memperhatikan beberapa hal , antara lain :
a.      Penyambutan :
-          Verbal : konselor memberi salam atau menjabaw salam, berkenalan apabila belum kenal, mempersilahkan duduk
-          Non-verbal : jabatan tngan,seyum dengan ceria, menempatkan klien pada duduk yang lebig baik, dan lain-lain
b.      Pembicaraan topik netral yaitu sifatnya umum dan tidak menyinggung perasaan klien
c.       Pemindahan topik netral ke konseling, jika klien sudah merasa bersahabat dan mulailah mengajak klien untuk memulai permulaan konseling

B.      Penerimaan dan Pengertian
Agar penerimaan dapat berlangsung dengan baik, maka konselor bisa menggunakan bentuk, bentuk yang tepat sesuai dengan situasi klien.
a.      Bentuk non verbal, seperti “ mengangguk-anggukan kepala pada klien, sambil bersuara  hemm”
b.      Bentuk verbal, “ saya dapat memahami perasaan anda”




C.      Mengulangi Pernyataan
Kiranya penting untuk diperjelas, dalam mengulangi pernyataan perlu diperhatikan hal-hal berikut :
-          Pengulangan harus persis sama dengan pernyataan klien, tidak boleh menambah atau menguranginya
-          Intonasi konselor hendaknya variatif dengan memperhatikan pernyataan klien
D.     Memantulkan Perasaan
Perlu diingat bahwa memberikan respon untuk memantulkan perasaanharus dihindari kata-kata atau sikap :
1.      Kata-kata atau pernyataan stereotip
2.      Pilih waktu yang tepat untuk merespon pernyataan klien
3.      Gunakan kata-kata perasaan yang melambangkan perasaan klien secara tepat
4.      Sesuaikan bahasa yang digunakan dengan kondisi klien.
Maka konselor dapat memberikan beberapa pemantulan perasaan dengan merumuskan dan menjelaskan pikiran atau gagasan dari klien sebagai berikut :
1.      Merumuskan pikiran dari gagasan klien (memantulkan isi)
2.      Merumuskan perasaan,pemantulan perasaan ini dapat secara verbal maupun non verbal, jadi harus jelas dan eksplisit
3.      Penjelasan pikiran dan gagasan, konselor hendaknya mengecek apakah penangkapan dari isi pesan klien tepat
4.      Penjelasan perasaan, apakah perasaan yang disampaikan konselor untuk mengetahui apa konselor telah menangkap sisi, bobot perasaan secara implisit atau verbal yang telah di ungkap oleh klien.

E.      Klarifikasi
Klarifikasi merupakan uatu tehknik yang digunakan untuk mengungkap kembali pernyataan klien dengan menggunakan kata-kata baru dan segar.
F.       Pembatasan
Dalam proses konseli sering kali terjadi peebaran masalah atau bahasan yang tidak terfokus pada masalah. Perlu diperhatikan hal-hal berikut ;
a.      Pembatasan waktu, yaitu pembatasan datangnya klien dan pembatasan datangnya dari konselor
b.      Pembatasan peran, memberikan batasan siapa yang berperan pada proses konseling agar konseling tidak menjadi ajang diskusi atau perdebatan antara konselor dengan klien.
c.       Pembatasan masalah, jika ada klien yang datang dengan berbagai macam masalah dan ketidak jelasan masalahnya yang di ungkapkan, maka konselor harus dapat segera memberikan pembatasan pada masalah yang utama.
d.      Pembatasan tindakan, sebelum konseli berbuat sesuatu hendaknya konselor memberikan pesan untuk tidak bertindak yang tidak wajar.

G.     Pengarahan
Dalam teknik ini ada dua jenis pengarahan, yaitu :
a.      Pengarahan umum, dalam pengarahan ini konselor memberi kesempatan pada klien untuk mengelaborasi, mengeksploitasi tau menjawab berbagai pertnyaan konselor sesuai dengan keinginan klien.
b.      Pengarahan khusus, dengan menanyakan sesuatu yang khusus terhadap masalah konseli, konselor membatasi pertanyaan ke suatu reaksi jawaban yang lebih sepesifik.

H.     Berdiam
Teknik berdiam digunakan pada pertengahan proses konseling berlangusng. Dalam melakukan teknik diam dapat dibagi menjadi dua;
1.      Diam dari konselor, misalnya konselor merasa dirinya terlalu banyak bicara, dan memberikan kesempatan pada klien untuk berbicara dan bertanggung jawab.
2.      Diam dari klien, terjadi apabila konseling terpusat pada klien maka pada kesempatan itu konselor memberikan teknik diam karena klien telah mengungkapkan masalahnya dan telah menerima tanggung jawab perbuatannya. Setelah mengungkap masalahnya dan klien merasa lebih lega atas ungkapannya.
I.        Penguatan
Teknik ini dapat juga digunakan untuk memotivasi diri dan semangat klien supaya tabah dalam menghadapi masalah yang tidak menyenangkan bagi diri klien. Dalam jenis jenis teknik ini sangat perlu diperhatikan yaitu prediksi penguatan, posdiksi penguatan, penguatan faktual
J.        Penolakan
Dalam teknik ini konselor berusaha mengadakan penolakan, sewaktu klien mempunyai rencana untuk melakukan sesuatu perbuatan yang akan membahayakan atau merugikan orang lain.
K.      Saran/Nasehat
Memberikan saran atau nasehat pada klien pada proses konseling perlu diperhatikan bahwa konseling bersifat membantu memecahkan permasalahan klien. Dalam memberikan nasehat bisa dengan cara;
-          Nasehat secara langsung, sarandan nasehat yang diberikan konselor karena ketidak tahuan klien terhadap apa yang dikerjakan klien.
-          Nasehat secara persuasif, memberikan kesempatan klien untuk mengerti apa yang dikerjakan dan dirasakan.
-          Nasehat secara alternatif, dengan menunjukan kepada klien beberapa kelebihan dan kelemahan yang klien lakukan.

L.       Kesimpulan
Kesimpulan merupakan suatu teknik yang digunakan konselor untuk menyimpulkan segata sesuatu yang dikemukakan dalam proes wawancara konseling. Dalam memberikan kesimpulan ada bagiannya yaitu;
-          Kesimpulan dengan bagia-bagian, kesimpulan ini dibuat berdasarkan beberapa pembicaraan klien dan konselor yang dianggap penting
-          Kesimpulan keseluruhan atau akhir, kesimpulan yang dibuat konselor pada akhir wawancara konseling sebagai kesimpulan keseluruhan bicara.
M.   Pengakhiran
Pengakiran dalam konseling merupakan teknik yang digunakan konselor untuk mengakiri suatu konseling, baik mengakiri untuk sementara atau dilanjutkan lain waktu. Cara untuk mengakiri konselinga adalah;
-          Berpedoman pada batasan waktu
-          Gunakan kesimpulan akhir
-          Mengingatkan klien pada tuga-tugas yang hendaknya dilaksanakan sebelum pertemuan yang akan datang
-          Memberikan tugas atau pekerjaan rumah pada klien.












VIII
KETRAMPILAN-KETRAMPILAN DALAM KONSELING

A.     Persiapan dalam Konseling
Untuk memoersiapkan konseling perlu adanya pendekatan yang akan digunakan terus selama konseling berlangsung. Menciptakan hubungan baik dan harmonis di awal konseling dapat membentuk Raport. Raport merupakan suatu cara dalam konseling untuk dapat menerima, mengerti apa yang menjadikan masalah pada klien. Oleh karena itu konselor dalam menjalankan konselingnya harus memperhatikan keadaan klien secara cermat dan didalam benak pikiran konselor bahwa :
a.      Kedatangan klien berkonsultasi karena;
-          Mempunyai masalah dan berkeinginan menyelesaikan masalahnya
-          Klien datang dengan masalahnya atas kemauannya sendiri dan berusaha mencari bantuan untuk dapat memecahkan masalahnya.
-          Ada juga klien datang atas dorongan orang lain, karena klien tidak berkeinginan datang ke konselor atas masalah yang dihadapinya
-          Klien datang tidak bermasalah, melainkan orang lain merasa terganggu atas perilaku klien dan klien di bawa datang ke konselor.
Oleh karena itu sebagai konselor hendaknya kreatif dan trampil dalam memproses konseling.
b.      Meningkatkan kepercayaan pada klien
Proses konseling akan terus berlangsung manakala klien telah menerima dan percaya pada konseling untuk membantu masalah yang dihadapinya. Dalam hal ini konselor di harapkan lebih aktif dan menunjukkan bagaimana konseling ini berjalan efektif dan masalah akan segera terselesaikan. Disamping itu konselor juga menciptakan kepercayaan klien dengan; menerima apa adanya masalah klien, penghargaan terhadap usaha klien untuk menghadapi masalahnya, memberi semangat untuk dapat menyelesaikan masalahnya.
c.       Reaksi terhapat kondisi klien
Konselor harus perlu siap-siap menghadapi klien yang agresif, yaitu bereaksi terhadap kondisi klien perlu ada penyaluran seperti diminta untuk mengungkapkan marahnya dan menggunakan reaksi (yaitu menegangkan otot dengan menarik nafas yang kemudian mengendorkan dengan perlahan-lahan) segera gunakan reaksi relaksasi.
B.      Ketrampilan dalam Konseling
a.      Trampil mengamati/peka terhadap keadaan klien ;
-          Tanggap terhadap penampilan jasmani klien
-          Bagaimana gaya dan sikap saat berlangsungnya konseling
-          Menanggapi isyarat-isyarat yang ditunjukan klien
-          Posisi duduk dan kegelisahan klien saat duduk
-          Bagaimana suasana lingkungan klien
-          Status sosial klien sebelum menghadapi masalah
-          Menanggapi cara klien mengambil jarak dengan konselor
b.      Trampil dalam membuka percakapan
c.       Trampil memperhatikan pembicaraan klien
d.      Trampil memberikan motivasi untuk klien
e.      Trampil mendengarkan pembicaraan klien
f.        Trampil mengarahkan klien

C.      Ketrampilan Mengembangkan Hubungan dalam Konseling
Untuk terciptanya tujuan konseling dengan tepat maka konselor harus dapat memelihara hubungan baik dengan klien, sehingga satu dengan lainnya dapat menerima. Oleh karena itu hubungan baik harus dikembangkan. Di antaranya ketrampilan yang perlu diperlukan untuk mengmbangkan hubungan ini adalah;


a.      Trampil menanggapi;
-          Mengenal perasaan, sering kali cara klien berbicara memberikan arti dari kata-kata yang digunakan untuk mengungkapkan diirnya.
-          Mengungkap empati, konselor memperlihatkan kesan baik dan respek terhadap kerjasama yang dilakukan terhadapnya(konselor)
-          Melakukan refleksi, yaitu memantulkan segala masalah klien
-          Kemampuan memahami dan mencermati, dapat memahami apa yang dibicarakan klien bukan hanya mendengarkan, tetapi dalam memahami dituntut untuk mendengarkan dengan teliti dan cermat.
b.      Trampil Memberi Pesan
-          informasi dan nasehat, informasi disini bukan hanya sekedar memberi tahu tempat dan ketidakmampuan klien tetapi juga kesalah pahaman terhadap informasi yang diterima dan di di dengarnya. Nasehat dalam konseling sebaiknya menghindari nasehat, tetapi dapat di berikan jika memang sangat diperlukan atau ada permintaan atau permohonan dari klien sendiri.
-          Bertanya secara langsung, dengan bertanya membantu konselor untuk memperjelas sesuatuyang dirasakan perlu digali lebih lanjut atau untuk mencari inti masalah
-          Mempengaruhi dan mengajak, yaitu mempengaruhi klien untuk mau memulai membuka diri dari ketersembunyian masalahnya.
-          Menggunakan contoh pribadi, dengan memberikan contoh pribadi orang lain akan dapat lebih memberikan keyakinan klien bahwa ada orang lain yang sependeritaan dengannya.
-          Memberikan tafsiran, menyajikan pandangan yang mungkin dapat membantu klien mengatasi masalahnya.
-          Melakukan konfontasi, saat melakukan konfrontasi harus memusatkan perhatian pada perasaan-perasaan dan tingkah laku yang ada pada saat itu nukan pada apa yang telah dikatakan atau dilakukan klien pada masa lampau.
-          Mengupas masalah, dalam mengupas masalah sebaiknya benar-benar mendekati kebenaran. Yaitu benar-benar telah diungkapkan dan dijelaskan klien secara terperinci dan dapat dipertanggung jawabkan.

D.     Mengakiri Konseling
Tetapi pengakiran konseling ukan berarti menutup pertemuan konseling. Ketrampilan mengakiri konseling dengan membuat kesimpulan bersama-sama antara konselor dengan klien.


















DAFTAR PUSTAKA
Baraja, Abubakar. 2004. Psikologi Konseling dan Teknik Konseling. Jakarta Timur: Studia press

0 komentar:

Posting Komentar