RESUME DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
BAB I
PENDAHULUAN
- · Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa individu dalam hal memahami diri sendiri dengan lingkungan,memilih,menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntunan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Konseling adalah usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengan teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli/klien.
· Sejarah Perkembangan Bimbingan dan Konseling
Di Amerika
Sejarah perkembangan BK diawali pada tahun 1908, Frank Parsons mendirikan suatu biro di Boston. Biro tersebut untuk membantu mencapai efesiensi kerja. Frank Persons membantu individu (para pengangguran) dalam mencari pekerjaan yang tepat dengan cara mencocokkan karateristik individu dengan tuntunan atau persyaratan pekerjaan. Parsons dienal sebagai bapak dari bimbingan yang selanjutnya menjadi bidang layanan yang berkembang pesat saat ini. Layanan bimbingan dan konseling pun kemudian tidak hanya terbatas pada bidang pekerjaan melainkan juga lapangan pendidikan dan kepribadian.
Di Indonesia
Berbeda dengan di Amerika Serikat yang dimulai dengan gerakan bimbingan dalam bidang pekerjaan, perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia dimulai dalam lapangan pendidikan. BK di Indonesia diawali dari masuknya BK pada setting sekolah. Hal ini merupakan salah satu hasil konferensi keguruan dan ilmu pendidikan(FKIP) yang kemudian menjadi IKIP di Malang tgl 20-24 Agustus 1960. Untuk pertama kalinya pelayanan bimbingan dan konseling tertuang dalam kurikulum yaitu kurikulum 1975 untuk SMP dan SMA. Salah satu peristiwa atau kegiatan yang menunjukkan sejarah perkembangan BK di Indonesia yaitu diselenggarakannya Konvensi Bimbingan I di Malang pada tahun 1975 yang mendirikan organisasi profesi bimbingan dan konseling yang saat itu diberi nama Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) dan saat ini berganti nama menjadi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN). Dalam konvensi tersebut telah dihasilkan kode etik jabatan bagi konselor sekolah.
BAB II
RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN KONSELING
- TUJUAN Bimbingan dan Konseling
Tujuannya secara umum adalah membantu peserta didik mengenal bakat, minat dan kemampuannya, serta memilih serta menyesuaikan diri dengan kesempatan pendidikan dan merencanakan karier yang sesuai dengan tuntunan kerja. Sedangkan tujuan bimbingan dan konseling secara khusus adalah untuk membantu pesera didik agar mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi, social, belajar dan karier.
FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING
Secara rinci fungsi bimbingan dan konseling dapat diidentifikasi sebabgai berikut :
1. Fungsi Pemahaman, adalah funsi bimbingan dan konseing yang akan menghasikan pemahaman peserta didik tentang diri dan lingkungan.
2. Fungsi Pencegahan, fungsi bimbingan dan konseling dalam upaya mencegah peserta didik agar tidak menemui permasalahan yang akan mengganggu, menghambat dan menimbulkan kesulitan dalam proses perkembangannya.
3. Fungsi Perbaikan, adalah fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu peserta didik mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi.
4. Fungsi Pemeliharaan, adalah fungsi bimbingan dan konseling untuk menjaga agar perilaku pesrta didik yang sudak baik menjadi baik jangan sampai rusak kembali.
5. Fungsi Pengembangan, adalah fungsi bimbingan dan konseling dalam mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki peserta didik.
6. Fungsi Penyaluran, adalah funsi bimbingan dan konseling dalam membantu peserta didik untuk memilih dan memantapkan penguasaan karier seai dengan bakat dan minat masing-masing.
7. Fungsi Penyesuaian, adalah fungsi bimbingan dan konseling membantu peserta didik menemukan penyesuaian diri dan perkembangannya secara optimal.
8. Fungsi Adaptasi, fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu staf sekolah untuk mengapdatasikan program pengajaran dengan minat, kemampuan, serta kebutuhan peserta didik.
Asas-asas Bimbingan dan Konseling
Beberapa asas bimbingan dan konseling yang perlu diperhatikan sebagai rambu-rambu dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling adalah :
1. Asas Kerahasiaan
Asas Kerahasiaan merupakan asas kunci dalam kegiatan konseling. Segala sesuatu yang disampaikan oleh perta didik kepada konselor harus dijaga kerahasiaannya. Jika asas ini benar-benar dijalankan maka para penyelenggara kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah akan mendapatkan kepercayaan dari peserta didik.
2. Asas Kesukarelaan
Pembimbing/konselor wajib mengembangkan sikap sukarela pada diri klien. Sehingga klien mampu menghilangkan rasa keterpaksaannya kepada pembimbing/konselor. Namun kesukarelaan hendaknya juga berkembang pada diri konselor/pembimbing.
3. Asas Keterbukaan
Dalam kegiatan bimbingan dan konseling hendaknya pembimbing/konselor maupun klien/peserta didik dapat bersikap terbuka. Dengan keterbukaan maka pemecahan masalah dapat diselesaikan dengan baik.
4. Asas Kekinian
Masalah yang ditanggulangi melaui layanan bimbingan dan konseling adalah masalah yang dirasakan kini(sekarang), artinya bukan masalah yang telah lewat.
5. Asas Kemandirian
Dalam memberikan layanan, para petugas bimbingan dan konseling hendaklah berusaha menhidupkan kemandirian pada diri orang yang di bimbingnya agar tidak bergantung dengan orang lain.
6. Asas Kegiatan
Layanan bimbingan dan konseling hendaknya memfasilitasi tumbuhnya suasana yang membawa individu mampu melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
7. Asas Kedinamisan
Layanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik pada diri individu.
8. Asas Keterpaduan
Layanan bimbingan dan konseling berusaha memadukan berbagai aspek individu yang dibimbing. Di samping keterpaduan pada diri individu yag dibimbing, juga diperhatikan keterpaduan isi dan proses layanan yang diberikan sehingga tidak bertentangan dengan aspek layanan yang lain
9. Asas Kenormatifan
Layanan bimbingan dan konseling tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku.
10. Asas Keahlian
Petugas bimbingan dan konseing adalah orang yang ahli dalam penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling secara teratur dan sistematis dengan menggunakan teknik-teknik dan alay-alat yang memadai.
11. Asas Alih Tangan
Petugas bimbingan dan konseling hanya menangani masalah-masalah yang sesuai dengan kewenangannya.
12. Asas Tut Wuri Handayani
Pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat dirasakan manfaatnya yaitu mengembangkan keteladanan,memberikan rangsangan dan dorongan kepada peserta didik untuk maju tidak hanya ketika peserta didik menghadap pembiming saja.
PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING
1. Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapat membantu dirinya sendiri dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
2. Bimbingan hendaknya berfokus pada individu yang dibimbing.
3. Bimbingan diarahkan pada peserta didik, dan tiap peserta didik memiliki karateristik yang berbeda, oeh karena itu pemahaman keragaman dan kemampuan peserta didik yang dibimbing sangat diperlukan dalam melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling.
4. Masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh tim pembimbing, hendaknya diserahkan kepada ahli atau lembaga yang berwenag menyelesaikannya.
5. Kegiatan bimbingan/konseling dimulai dengan identiikasi kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang akan di bombing/konseling.
6. Bimbingan harus luwes dan fleksibel.
7. Program bimbingan dan konseling dilingkungan lembaga pendidikan tertentu harus sesuai dengan program pendidikan pada lembaga yang bersangkutan.
8. Pelaksaan program bimbingan dan konseling hendaknya dikelola oleh orang yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan.
9. Pelaksaan program bimbingan dan konseling hendaknya di evaluasi untuk mengetaui hasil dan pelaksanaan program.
LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING
· landasan agama
dalam kehidupan dan hubungan dengan sesame manusia diharuskan selalu mengajak kepada kebaikan dan mencegah akan kjahatan. Setiap orang adalah pemimpin yang harus memberikan teladan dan menciptakan situasi yang kondusif bagi realisasi nilai, mencegah perilaku yang merusak nilai.
· Landasan filosofis
Bantuan yang diberikan seseorang selalu didasari oleh pandangan yang mendasar dari orang tersebut. Pemberian layanan bimbingan dan konseling didasari oleh konsep-konsep yang mendasar tentang tujuan yang dibantu, siapa yang membantu, bagaimana membantu, mengapa perlu dibantu.faham filsafat meliputi idealism, realism, pragmatisme, eksistensialisme.
· Landasan psikologis
Bimbingan konseling mirip kegiatan untuk membantu mengoptimalkan pengembangan kepribadian anak. Konkonsep psikologis meliputi psikoanalisa, behaviorisme, humanistic.
· Landasan sosial budaya
Individu berkembang dalam lingkungan budaya tertentu .
· Landasan ilmu dan teknologi
Pendidikan merupakan cara melestarikan ilmu dan teknologi. Bimbingan dan konseling membantu pengembangan pribadi dan perencanaan karier.
· Landasan yuridis
Ø Kurikulum 1975 buku III C dan D.
Ø SK Mendikbud No. 0370/0/1978.
Ø Kurikulum SMA dan SMP tahun 1978.
Ø UU pendidikan No. 2 tahun 1989.
Ø PP No.28 dan 29 tahun 1990.
Ø SK menpan No. 26 tahun 1989.
Ø PP RI No.38 tahun 1992 pada tanggal 17 juli 1992.
BAB III
Ø PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
Sekolah sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan formal mempunyai peranan yang sangat penting dalam usaha mendewasakan anak dan menjadikannya sebagai anggota masyarakat yang berguna. Proses pendidikan di sekolah terdiri dari tiga bidang yang berkaitan secara integral, yaitu bidang administrasi dan supervise,bidang pengajaran, dan bidang bimbingan. Ketiga bidang tersebut menunjajng tercapainya tujuan pendidikan yaitu perkembangan yang optimal bagi setiap individu(siswa). Dengan demikian, sudah selayaknya sekolah memberikan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa atau peserta didik dalam menghadapi berbagai tantangan, kesulitan dan masalah actual yang timbul, agar siswa bisa berkembang secara optimal.
Bidang-bidang Bimbingan dan Konseling
Bidang-bidang layanan bimbingan dan konseling merupakan lingkup program bimbingan dan konseling yang diberikan pada suatu sekolah, bidang-bidang tersebut meliputi :
1. Bimbingan Pribadi
Bidang layanan pengembangan kemampuan mengatasi masalah-masalah pribadi dan kepribadian, berkenaan dengan aspek-aspek intelektual,afektif dan motorik. Misalnya bimbingan kemandirian, bimbingan kehidupan sehat dan bimbingan kehidupan remaja.
2. Bimbingan Sosial
Bidang layanan pengembangan kemampuan mengatasi masalah-masalah social, dalam kehidupan keluarga, disekolah, maupun di masyarakat. Misalnya bimbingan mengatasi konflik, bimbingan pembinaan kerjasama dll.
3. Bimbingan Pendidikan
Bidang layana yang mengoptimalkan perkembangan dan mengatasi masalah dalam proses pendidikan yang dijalani maupun yang akan dimasuki nantinya. Misalnya bimbingan penjurusan , bimbingan lanjut studi, bimbingan pengenalan perguruan tinggi.
4. Bimbingan Pembelajaran
Bidang layanan untuk mengoptimalkan perkembangan dan mengatasi masalah dalam proses pembelajaran bersama guru atau belajar mandiri, baik di rumah maupun disekolah. Misalnya bimbingan pengembangan disiplin belajar, bimbingan meningkatkan motivasi belajar dll.
5. Bimbingan Karier
Bidang layanan yang merencanakan dan mempersiapkan pengembangan karier anak. Misalnya, bimbingan pengenalan dunia karier, bimbingan perencanaan karier, bimbingan persiapan karier.
Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling
1. Layanan Orientasi
Layanan yang ditujukan untuk peserta didik/siswa baru guna memberikan pemahaman dan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasuki. Dikaitkan dengan fungsi bimbingan dan konseling, fungsi pemahaman mendapat posisi paling dominan dalam layanan orientasi.
2. Layanan Informasi
Layanan yang bertujuan untuk membekali seseorang dengan membekali berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Dalam layanan ini diberikan barbagai informasi yang akan digunakan oleh individu untuk kepentigan hidup dan perkembangannya.
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Serangkaian kegiatan bimbingan dalam membantu peserta didik agar dapat menyalurkan/menempatkan dirinya dalam berbagai program sekolah, program latihan mauoun pendidiksn pendidikan yang lebih tinggi sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, serta kondisi fisik dan psikisnya.
4. Layanan Pembelajaran
Layanan pembelajaran merupakan layanan bantuan kepada peserta didik untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu untuk kegiatan belajar.
5. Layanan Konseling Perorangan
Layanan yang melalui tatap muka secara pribadi dengan konselor atau guru pembimbinga dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialami peserta didik. Secara umun layanan inni bertujuan untuk mengentaskan masalah konseli.
6. Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan dan konseling yang terdiri dari beberapa individu yang membentuk suatu kelompok yang bermaksud membahas topic-topik tertentu yang mengandung permasalah umum yang actual juga mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi dan sikap yang menunjang terwujudnya tingkah laku yang lebih efektif.
7. Layanan Konseling Kelompok
Layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk membicarakan dan menyelesaikan permasalahan yang dialami melalui dinamika kelompok.
8. Layanan konsultasi
Layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada seseorang untuk memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani dan membantu pihak lain.
9. Layanan Mediasi
Layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan konselor terhadap dua pihak yang saling bertentangan atau bermusuhan.
Kegiatan Pendukung Layanan bimbingan dan konseling
Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling yaitu :
1. Aplikasi instrumentasi
Kegiatan pendukung yang berupa pengumpulan data dan keterangan tentang peserta didik dan lingkungan yang lebih luas dengan menggunakan berbagai instrument, baik tes maupun non tes.
2. Himpunan data
Kegiatan menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan . Tujuannya adalah menyediakan data dengan kualitas yang baik dan lengkap untuk menunjang pelayanan bimbingandan konseling.
3. Konferensi kasus
Kegiatan bimbingan dan konseling untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak. Tujuan konferensi kasus adalah untuk mengumulkan data yang lebih banyak dan lebih akurat.
4. Kunjungan rumah
Kegiatan yang dilakukan untuk memperelah data, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi pemecahan masalah yang dialami pesrta didik melalu kunjungan kerumahnya.
5. Alih tangan Kasus
Kegiatan bimbingan dan konseling untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas terhadap masalah yang dialami peserta didik dengan memindahkan penanganan ke pihak lain yang lebih kompeten dan berwenang.
RESUME PRESENTASI KELOMPOK
Ø BIMBINGAN DALAM PENENTUAN PENDIDIKAN
Pengertian dari bimbingan : Dari akar katanya bimbingan mempunyai arti pemandu yang mana bermaksud mengarahkan, mengatur, atau mengemudi untuk membantu orang-perorangan untuk memahami diri sendiri dan lingkungan hidupnya.
Tujuannya : untuk meningkatkan pengembangan pribadi, pertumbuhan psikologis, menuju kedewasaan yang disesuaikan dari klien.
Sebuah Program Bimbingan
Adalah tindakan formal sekolah yang dperlukan untuk membuat pedoman operasional dan tersedia untuk siswa. Program bimbingan yan paling sering ditemukan disekolah menengah modern terdiri dari unsur-unsur berikut.
1. Komponen Penilaian
2. Komponen Informasi
3. Komponen Konseling
4. Komponen Konsultasi
5. Komponen Perencanaan, Penempatan, dan Tindak Lanjut
6. Komponen Evaluasi
Fungsi Pendidikan
a. Fungsi Pembangunan
b. Fungsi Perbedaan
c. Fungsi Integrasi
Ø PRINSIP, KRITIK, DAN ISU-ISU BIMBINGAN KONSELING
· PRINSIP BIMBINGAN
a) Prinsip I
Bimbingan secara primer dan sistematis adalah mengenai perkembangan pribadi dari individu. Bimbingan kemudian bisa dikonseptualisasikan sebagai program sekolah untuk memungkinkan siswa menciptakan makna dalam hidup mereka.
b) Prinsip II
Model primer dimana bimbingan dilakukan pada proses perilaku individu, karena bimbingan dipusatkan pada perkembangan pribadi. Oleh karena itu, proses dan kegiatan dilakukan oleh individubimbinga yang dirancang untuk membantu individu agar dapat mengerti lebih baik tentang wilayah dan keadaan social.
c) Prinsip III
Bimbingan berorientasi pada kerjasama, bukan pada paksaan.
d) Prinsip IV
Manusia mempunyai kapasitas/ kemampuan untuk mengembangkan diri.
e) Prinsip V
Bimbingan dilaksanakan dengan menghargai harkat dan martabat manusia sama baiknya dengan hak mereka untuk memilih.
f) Prinsip VI
Bimbingan bersifat terus-menerus, berurutan dan proses pendidikan, bimbingan harus di mulai dalam tingkat sekolah dasar.
· KRITIK BIMBINGAN
a. Kritik Bimbingan I
Survei bimbingan tidak akan lengkap tanpa beberapa pemeriksaan kritik pada masalah dilapangan. Sebuah kritik yang konsisten, dulu dan sekarang, adalah pedoman kata tidak berarti.
b. Kritik Bimbingan II
Pengkritik menunjukkan bahwa istilah tersebut member arah, bersifst otoriter dan paternalisme yang sangat berlawanan dengan orang yang praktek dilapangan.
c. Kritik Bimbingan III
Pendapat lain mengatakan bahwa bimbinagn konseling hamper ridak kelihatan. Inti dari pendapat ini bahwa psikologi terlepas dari dunia pendidikan adalah merupakan suatu pengetahuan dan sebagai sumber/pedoman bagi para ahli dan cara/aturan tertentu yang dilakukan konselor.
d. Kritik Bimbingan IV
Pendapat lain mengatakan bahwa konselor itu dilatih untuk mampu memecahkan masalah di dalam membantu karyawan. Tugas pokoknya adalah konselor itu dipersiapkan sebgai pengajar yang kemudian meniyikberatkan pads pelatian menjadi konselor.
e. Kritik Bimbingan V
Dalam banyak kasus, kritik ini dapat di tunjukkan pada beberapa fakta bahwa konselor terlalu banyak menghabiskan waktu dengan siswa yang berprestasi, dan akibatnya siswa yang memiliki kemampuan standart dan rendah, mereka tidak menerima bagian yang adil dari waktu yang dimiliki konselor.
f. Kritik VI
Kritik lain adalah konselor telah menjalankan kegiatan yang berlangsung dikantor,ini membatasi ketersediaan konselor kepada mereka yang sangat menbutuhkan bantuan dan mereka tidak memiliki keberanian untuk datang ke kantor.
g. Kritik VII
Konselor telah dikritik buruk dalam melayani siswa kelompok minoritas.
h. Kritik VIII
Kritik terakhir adalah bahwa tanggapan konselor kepada klien wanita didasarkan pada klise perempuan.
· ISU-ISU BIMBINGAN KONSELING
a. ISU I
Masalah 1, kekuatan ekonomi dan industry lebih kuat daripada social dan politik, merupakan alas an mengapa pedoman berasal di negeri ini dan bukan di negeri lain.
b. ISU II
Akan lebih baik jika layanan bimbingan telah ditemukan di beberapa lembaga masyarakat atau lembaga lain.
Ø MODEL BIMBINGAN
· Model Parsons
Dasar pemikiran metode parsons meliputi : mempertemukan karateristik individu dengan kebutuhan jabatan/kedudukan. Ada tiga factor utama mengoperasikan dalam memilih lapangan pekerjaan yaitu :
a. Analisa Individual
b. Analisa Pekerjaan
c. Perbandingan dua dengan analisa
Ø BIMBINGAN SEBAGAI PENYALUR DAN PENYESUAIAN
Model ini tidak harus dilihat sebagai model peoman, karena berhubungan langsung ke salah satu segi layanan bimbingan yaitu konseling. Bimbingan sebagai proses klinis menekankan penggunaan tes psikologi, teknik klinis, study diagonistik analistik sehinngga konselor bisa lebih memahami klien mereka.
Ø MODEL BIMBINGAN KONTEMPORER
· Bimbingan Sebagai Pedoman Layanan Konstelasi
Saat ini model yang paling umum ditemukan bimbingan di sekolah dasar dan menengah Amerika adalah layanan konstelasi.
· Bimbingan Pengembangan
Bimbingan sebagai proses membantu perkembangan siswa di semua bidang kejuruan mereka, pendidikan, dan pengalaman pribadi social pada semua tahap kehidupan mereka.
· Bimbingan Sebagai Rekonstruksi Sosial
Bimbingan merupakan aspirasi untuk status professional dan mungkin telah berakar pada ilmu-ilmu perilaku.
· Bimbingan Sebagai Pendidikan Psikologi
Bimbingan sebagai pendidikan psikologi merupakan tuntunan bagi sekolah untuk menjadi lebih terlibat dalam pendidikan afektif, termasuk pengembangan manusia dan klarifikasi nilai-nilai.
· Bimbingan Aktivis
Menurut Menecker, tegangan manipulasi ligkungan dan intervasional, partisipasi konselor-klien, dan advokasi mahasiswa, dirangsang oleh penghakiman yang berkembang kurang efektifantara siswa miskin kota yang paling membutuhkan.
0 komentar:
Posting Komentar